SOLO, MUHAMMADIYAHSOLO.COM – Pada hari Kamis, 11 Mei 2023, bertempat di studio SMA Muh PK TV berlangsung sebuah acara diskusi interaktif, dengan tema “Menumbuhkan Kemandirian dan Kecerdasan Emosi Siswa TK”.
Narasumber dalam kegiatan tersebut adalah Nur Ratna Juwita, M.Pd, Kepala Sekolah di PAUD dan TK Aisyiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta.
Diskusi tersebut memperbincangkan dan mengeksplorasi bagaimana para pendidik PAUD dan TK Aisyiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta mengawal sosial emosi siswa agar dapat berkembang sesuai usianya.
Tema tersebut mengingatkan para guru, orang tua, dan pemerhati pendidikan agar selalu mampu membantu menyiapkan kematangan sosial emosi anak sejak dini. Karena ada beberapa kasus anak tumbuh secara tidak normal, jika orang tua tidak mendeteksi sedini mungkin, bahkan akan mempengaruhi perkembangannya.
Akibat lebh lanjut, anak akan merasa berbeda, sulit menerima lingkungannya, terlebih seiring bertambahnya usia, perkembangan aspek sosial emosional akan berbeda.
Pengalaman hidup akan berpengaruh terhadap emosi yang mereka miliki. Anak tidak akan tahu bagaimana merespon sebuah hal dengan benar jika tidak diajarkan. Respon emosi anak terhadap sesuatu sampai tantrum, kesedihan atau kemarahan yang berlebihan, stres atau bahkan terjadi tindak kekerasan merupakan hal yang pastinya orang tua tidak inginkan. Kondisi tersebut mungkin saja akan sering anak lakukan jika dirinya tidak diajarkan cara mengelola emosi.
Dari perbincangan dengan narasumber, terdapat beberapa hal menarik yang dilakukan guru-guru di TK Aisyiyah Program Khusus Kottabarat dalam mengawal sosial emosi anak sehingga berkembang sesuai umurnya.
Secara konsep, yang dimaksud perkembangan emosi anak, adalah luapan perasaan yang diaktualkan. Perkembangan sosial emosional anak usia dini adalah proses perkembangan anak dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya kepada orang tua, teman sebaya dan orang dewasa. Serta proses perkembangan keadaan jiwa anak dalam memberikan respon terhadap keadaan lingkungannyan yang sesuai dengan aturan sosial yang diperoleh melalui mendengar, mengamati, meniru dan dapat distimulasi melalui penguatan dan modeling (contoh).
Perkembangan kedua aspek sosial dan emosional anak perlu dideteksi sedini mungkin oleh orang tua maupun pendidik, karena akan berpengaruh terhadap perilaku anak sampai dia tumbuh dewasa. Beberapa alasan yang lain adalah perkembangan sosial emosi anak akan memnbantu mereka mengenal lingkungan, lebih mandiri, anak dapat menangani konflik bersama, mengenali perasaan pada anak, membantu anak menyelesaikan masalah, membantu anak berekspresi.
Mengingat kemandirian akan banyak memberikan dampak yang positif bagi perkembangan individu, maka kemandirian diajarkan pada anak sedini mungkin sesuai kemampuannya. Seperti telah diakui segala sesuatu yang dapat diusahakan sejak anak usia dini dapat dihayati dan akan semakin berkembang menuju kesempurnaan.
TK Aisyiyah Program Khusus Kottabarat menyiasati kemandirian siswa dengan membuat Kurikulum Pembiasaan. Sehingga anak dapat mengekspresikan luapan emosinya sesuai tahapannya.
Beberapa program sekolah yang tengah digalakkan di TK Aisyiyah Kottabarat Surakarta untuk membangun kecerdasan emosi anak, adalah Program GIMARI (Pagi semangat Ceria). Program ini berfungsi untuk menyiapkan anak yang belum siap belajar agar bersemangat belajar. Juga program CENTRA untuk mempersiapkan baca tulis dan berhitung anak. Dan bahan alam cair untuk mengenalkan sains tingkat awal bagi siswa TK.
Menurut KS TK Aisyiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta, yang mempengaruhi perkembangan sosial emosi anak TK adalah daya dukung orang tua dan lingkungan. Di samping sikap dan temperamen anak, tingkat aktifitas sosial, panutan orang-orang di sekitar, kondisi dalam diri anak. Harus ada kesamaan daya dukung dari pihak orang tua dan guru di sekolah.
Adanya hubungan antara kecerdasan emosi dengan ketrampilan/motorik dapat ditemui pada anak yang sudah matang sosial emosi akan bagus perkembangan motoriknya. Pada anak yang belum matang sosial emosinya akan nampak kurang kreatif, suka marah, tidak mau menyelesaikan tugasnya.
Sebagai penutup, Ratna mengatakan bahwa program-program yang dicanangkan di TK Aisyiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta akan membuahkan hasil maksimal dalam mengembangkan sosial emosi anak TK. Terutama jika dilakukan secara berkesinambungan antara guru di sekolah dengan orang tua di rumah.