SOLO, MUHAMMADIYAHSOLO.COM-Ustaz Furqon Hasbi mengajak ratusan siswa SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat (PK) Solo untuk mengkaji hikmah di balik peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW. Hal itu sebagai upaya menjadikan salat sebagai kewajiban sekaligus kebutuhan untuk menerangi kehidupan dunia dan akhirat.
Kegiatan Karim (Kajian Remaja Islam Muhammadiyah) dalam rangka peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW diikuti 369 siswa kelas 7, 8, dan 9 pada Senin (5/2/2024). Kegiatan yang bertajuk Tingkatkan Kesadaran Hati dengan Refleksi Isra Mikraj” tersebut digelar di halaman basket sekolah setempat.
Wakil Kepala SMP Muhammadiyah PK Solo, Latifah Suryani, menekankan pentingnya mengambil hikmah dalam peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW. “Mari kita ambil pelajaran dari peristiwa Isra Mikraj. Semoga kita semua semakin menambah energi untuk menjadi pribadi yang taat menjalankan perintah Allah SWT, taat menjalankan salat,” ungkapnya saat menyampaikan pidato sambutan.
Pada awal kajian, Ustaz Furqon Hasbi, mengajak kepada ratusan siswa menjadi pribadi yang bersyukur kepada Allah SWT. Kalau menghitung nikmat Allah SWT, maka tidak akan pernah selesai menghitungnya. Nikmat Allah SWT sangat banyak termasuk dapat berkesempatan hadir di majelis ilmu untuk menuntut ilmu. “Jika kalian bersyukur maka Allah akan benar-benar menambah nikmat-nikmatnya,” ungkapnya.
Para siswa diajak untuk membuka Al-Qur’an surat Al Isra, surat ke-17. Kemudian membaca secara bersama-sama ayat pertama yang paling atas. Di ayat tersebut menjelaskan Maha Suci Allah yang memperjalankan hambanya pada waktu malam dari Masjidil Haram, Mekkah, ke Masjidil Aqsa di Palestina, Kota Yerusalem. Perjalanan tersebut ditempuh pada waktu malam tanggal 27 Rajab atau tahun 10 kenabian (Nabi Muhammad SAW sudah 10 tahun menjadi nabi).
Naik Buroq
Ustaz Furqon Hasbi menambahkan sebelum berangkat dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa, Palestina, terdapat peristiwa besar yakni operasi jantung, pembedahan dada oleh Malaikat Jibril. Saat itu usia Nabi 50 tahun. Allah SWT mempersiapkan Nabi karena harus menempuh perjalanan jauh. Nabi Muhammad SAW naik kendaraan yang bernama buroq. Buroq itu artinya kilat. Kilat itu bercahaya. Buroq ini adalah nama hewan yang dijadikan kendaraan Nabi yaitu ukurannya lebih kecil dari kuda dan lebih besar dari keledai.

Nabi Muhammad SAW naik buroq dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa kemudian dari Masjidil Aqsa terbang ke atas melewati 7 lapis langit sampai Sidratul Muntaha. Hal itu dijelaskan dalam surat ke-53, An-Najm, Ayat 13-18. Peristiwa tersebut, lanjut Ustaz Furqon, disebut isra miraj.
Ustaz Furqon Hasbi menjelaskan sidatul Muntaha disebut dalam Al-Qur’an Surat An Najm ayat 14. Dalam ayat tersebut dijelaskan Nabi Muhammad SAW bertemu Allah SWT untuk mendapat perintah salat. Awalnya perintah salat sebanyak 50 kali kemudian dikurangi menjadi lima kali salat dalam sehari. Artinya perintah salat tersebut sudah sangat ringan. Siapa yang tidak salat lima waktu maka sungguh menjadi pribadi yang sangat malas.
“Sebagai orang Islam maka kita menjadikan salat sebagai kewajiban dan kebutuhan. Hal itu seperti jika kita membutuhkan makan. Maka harus segera dipenuhi dan dilaksanakan. Salat sebagai sarana berkomunikasi dengan Allah SWT untuk menambah kecintaan kepada-Nya,” jelasnya.
Sementara itu, Alifia Putri Noveria salah satu siswa mengaku kegiatan peringatan Isra Mikraj di sekolah membuatnya semakin paham arti Isra Mikraj dan perintah Allah SWT yaitu salat lima waktu. “Semoga dengan peringatan isra miraj Nabi Muhammad SAW semakin menambah keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT dan salatnya semakin rajin,” ungkapnya.