Setan adalah musuh nyata bagi umat manusia yang senantiasa berusaha menggoda dan menjerumuskan mereka ke dalam perbuatan dosa. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT banyak kali menyebutkan bahwa setan merupakan musuh yang nyata bagi umat manusia. Salah satunya adalah dalam Surah Al-Baqarah ayat 168, yang berbunyi: “Innahu lakum aduwwummubin,” yang artinya “Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian.” Setan berusaha sekuat tenaga untuk menjauhkan manusia dari jalan yang benar dan menuntun mereka menuju kesesatan, agar mereka dapat menemani setan di dalam neraka.
Setan, seperti yang dijelaskan dalam Surah Al-An’am ayat 112, bukan hanya berasal dari golongan jin, tetapi juga bisa berasal dari golongan manusia. Allah Swt. berfirman:
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi setiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan dari manusia dan jin yang sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah sebagai tipuan. Dan kalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya, maka biarkanlah mereka dengan apa yang mereka ada-adakan.” (Q.S. Al-An’am: 112).
Dengan kata lain, setan berperan sebagai penghalang bagi umat manusia untuk tetap berada di jalan yang benar, menggoda mereka dengan berbagai cara agar mereka tersesat dan jauh dari Allah SWT.
Setan yang Memberikan Rasa Was-Was
Salah satu cara setan dalam menggoda umat manusia adalah dengan memberikan bisikan-bisikan was-was yang meragukan. Was-was ini sering kali muncul dalam berbagai aspek kehidupan, terutama ketika seseorang sedang menjalankan ibadah. Dalam Surah An-Nas ayat 5, Allah Swt. menjelaskan tentang karakteristik setan yang membisikkan rasa was-was ini: “Alladzi yuwaswisu fii shudurinnas,” yang artinya “Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.”
Was-was ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari keraguan tentang sah atau tidaknya ibadah yang kita lakukan, hingga keraguan dalam hal-hal yang lebih duniawi. Dalam kitab Syekh Nawawi Al-Bantani, terdapat sembilan nama setan berdasarkan tugasnya menggoda umat manusia. Salah satu nama setan tersebut adalah “Walhan”, yang dikenal sebagai setan pembisik. Setan ini bertugas memberikan bisikan-bisikan was-was, terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan air, seperti wudu. Setan ini berusaha menggoda umat manusia agar merasa ragu dan bahkan berlebihan dalam penggunaan air saat berwudu, yang akhirnya bisa menyebabkan seseorang boros atau kehilangan fokus dalam ibadah.
Setan juga dapat membisikkan keraguan dalam hati kita saat beribadah, misalnya ketika seseorang merasa ragu apakah wudunya sah atau batal, atau bahkan saat melaksanakan salat. Rasa was-was ini bisa mengganggu kekhusyukan dalam beribadah, membuat seseorang merasa tidak tenang dan cemas. Oleh karena itu, kita perlu memahami bagaimana cara mengatasi was-was yang muncul akibat bisikan setan ini agar ibadah kita dapat dilakukan dengan lebih khusyuk dan tenang.
Cara Mengusir Rasa Was-Was
Allah SWT telah memberikan petunjuk dalam Al-Qur’an tentang bagaimana mengusir rasa was-was ini dan melindungi diri dari gangguan setan. Salah satu cara yang paling utama adalah dengan berdoa kepada Allah SWT untuk memohon perlindungan dari bisikan setan. Dalam Surah Al-Mu’minun ayat 97-98, Allah mengajarkan doa untuk mengusir was-was setan:
“Rabbi a’udzubika min hamazatisy-syayatin, wa a’udzubika rabbi ayyahdhurun.”
Artinya, “Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan, dan aku berlindung kepada-Mu, ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku.”
Doa ini merupakan senjata yang ampuh untuk melawan bisikan setan yang mencoba menggoda dan menimbulkan keraguan dalam hati kita. Dengan berdoa, kita menunjukkan kepada Allah bahwa kita menyerahkan urusan kita kepada-Nya dan memohon perlindungan agar tidak tergoda oleh setan.
Selain doa ini, Surah An-Nas juga memberikan doa khusus untuk meminta perlindungan dari bisikan setan yang bersembunyi dan membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia. Allah SWT berfirman:
“Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.’” (Q.S. An-Nas: 1-6). Dengan membaca doa ini, kita memohon perlindungan kepada Allah dari segala bentuk bisikan buruk, baik yang berasal dari jin maupun manusia.
Namun, berdoa saja tidak cukup jika tidak disertai dengan keyakinan yang tulus dan iman yang kuat. Ketika kita berdoa, kita harus melakukannya dengan sepenuh hati dan penuh keyakinan, sehingga doa tersebut dapat menyentuh jiwa dan memberikan kekuatan dalam diri kita untuk menahan godaan setan. Dalam kondisi seperti ini, doa bukan sekadar ucapan, tetapi juga pengharapan yang mendalam kepada Allah SWT untuk memberikan perlindungan dan menguatkan hati kita.
Meningkatkan Keyakinan dan Kekhusyukan dalam Ibadah
Selain berdoa, langkah kedua yang dapat membantu mengusir rasa was-was adalah dengan meningkatkan keyakinan dan kekhusyukan dalam setiap ibadah yang kita lakukan. Ustadz Adi Hidayat, dalam beberapa kajiannya, menjelaskan bahwa untuk menghilangkan rasa ragu, kita perlu memiliki keyakinan yang kuat terhadap segala yang kita kerjakan. Dalam kaidah ushul fiqh disebutkan: “Alyaqinu la yuzalu bissyakki,” yang artinya, “Keyakinan tidak akan hilang dengan keraguan.”
Sebagai contoh, jika seseorang setelah berwudu merasa ragu apakah wudunya sah atau tidak, maka ia harus memutuskan untuk percaya pada keyakinannya bahwa wudunya sah dan mengabaikan keraguan tersebut. Dengan keyakinan yang kuat, kita dapat mengusir was-was yang datang begitu saja.
Untuk mencapai kekhusyukan dalam ibadah, kita juga perlu mempelajari tata cara dan makna dari setiap gerakan dan bacaan dalam ibadah kita, seperti wudhu dan salat. Ketika kita memahami makna dari setiap bacaan dan gerakan, hati kita akan lebih fokus dan tidak terganggu oleh bisikan-bisikan setan. Misalnya, dalam salat, kita harus memahami makna dari setiap bacaan yang kita ucapkan, agar pikiran kita tidak teralihkan oleh hal-hal lain. Ketika pikiran kita terfokus pada makna bacaan dan gerakan, hati kita pun akan merasakannya dengan penuh penghayatan.
Dengan memperhatikan setiap detail ibadah, mulai dari bacaan, gerakan, hingga niat kita, ibadah kita akan lebih bermakna dan lebih khusyuk. Pada saat itulah, kita akan merasa lebih dekat dengan Allah SWT dan lebih mampu mengusir godaan setan yang datang dalam bentuk was-was.
Kesimpulan
Mengatasi was-was setan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan seorang muslim, terutama dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Was-was setan sering kali menggoda kita dengan keraguan, baik dalam hal-hal duniawi maupun dalam ibadah. Namun, Allah SWT telah memberikan petunjuk yang jelas untuk mengusir rasa was-was ini, yaitu dengan berdoa memohon perlindungan kepada-Nya, memperkuat keyakinan kita terhadap setiap ibadah yang dilakukan, dan meningkatkan kekhusyukan dalam beribadah.
Dengan berdoa dengan penuh keyakinan, menguatkan iman kita dalam setiap tindakan, dan memahami makna dari ibadah yang kita lakukan, kita dapat melawan bisikan-bisikan setan dan memperoleh kedamaian serta ketenangan hati. Semoga kita selalu diberi perlindungan oleh Allah SWT dari godaan setan, dan semoga ibadah kita menjadi semakin baik dan diterima oleh-Nya. Amin.