SOLO, MUHAMMADIYAHSOLO.COM – Kemampuan literasi era saat ini menjadi kompetensi yang harus dimiliki anak-anak muda penerus bangsa. Minat baca anak-anak muda perlu didorong dan difasilitasi agar berkembang bahkan bisa membudaya dalam kehidupan sehari-hari di usia remaja.
Ini dilakukan oleh SMA Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta dalam ikhtiar membudayakan literasi. Sekolah ini mendorong siswa untuk melaksanakan program kajian buku atau yang akrab dikenal sebagai “bedah buku” dengan narasumber atau pemateri dari siswa sendiri.
Buku berjudul Forgiveness Therapy: Maafkanlah, Niscaya Dadamu Lapang yang ditulis oleh Asep Haerul Gani dikaji oleh dua (2) orang siswa sebagai narasumber. Mereka adalah Excel Alfaroby dan Nash’a A’dala.
Siswa kelas XI SMA ini mencoba mengurai isi buku dan disampaikan kepada seluruh siswa kelas XI di dalam sebuah forum diskusi kajian buku.
Kedua narasumber memaparkan hasil bacaannya, bahwa memaafkan adalah suatu tindakan yang mulia dan mencerminkan kepribadian yang baik. Kita menunjukkan bahwa kita tidak terikat oleh dendam dan kebencian, dan kita memilih untuk berpikir positif dan menghindari konflik yang tidak perlu.
“Memaafkan adalah ajaran agama dan tindakan yang dianjurkan oleh Allah dalam Al-Quran dan hadist Nabi. Kita sebagai manusia seharusnya memperlihatkan rasa toleransi dan kasih sayang, serta mengampuni orang lain seperti yang telah diampuni oleh Allah SWT,” ujar Nash’a A’dala.
Sementara Excel Alfaroby dalam penyajiannya menyampaikan penegasan dan kesimpulannya bahwa memaafkan adalah tindakan yang sangat penting untuk menjaga kesehatan mental dan fisik kita, memperbaiki hubungan dengan orang lain, serta menunjukkan kepribadian yang mulia dan mencerminkan ajaran agama.
ia mengutip surat An Nur ayat 22 yang artinya: “Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada.”
Demikian diskusi dan bedah buku ditutup dengan ayat tersebut.