SOLO, MUHAMMADIYAHSOLO.COM-Pengurus Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Solo periode 2023-2027 dikukuhkan, Kamis (16/5/2024) di Aula Balai Dakwah Muhammadiyah, Keprabon, Solo. Acara pengukuhan disaksikan oleh Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Iwan Junaedi, dan Ketua Majelis Pendidikan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Solo, Mohammad Ali.
Acara pengukuhan FGM dihadiri oleh 180 orang yang terdiri atas kepala sekolah, wakil kepala sekolah (Wakasek) bidang kurikulum, Wakasek Ismuba (Al-Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahara Arab) dari SD, SMP/Mts, SMA/SMK Muhammadiyah, pengurus FGM, dan tamu undangan. Acara digelar bersama dengan Workshop Kurikulum Ismuba 2024.
Ketua Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Kota Solo terpilih periode 2023-2027, Muhdiyatmoko, mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepadanya. Muhdiyatmoko menjadi ketua FGM Solo untuk kedua kalinya. Sebelumnya, ia menjadi Ketua FGM Solo periode 2021-2023. “Alhamdulillah kepengurusan periode 2023-2027 sudah dibentuk dan dikukuhkan pada hari ini. Terdapat program-program prioritas akan dijalankan seperti peningkatan profesionalitas dan kesejahteraan guru,” jelasnya.
Kepala SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat itu menambahkan kepengurusan FGM yang baru akan memprioritaskan peningkatan profesionalitas dan kesejahteraan guru, serta mengajak kepada semua jenjang pendidikan dari KB-TK, SD, SMP/Mts, SMA/SMK Muhammadiyah Solo untuk memberikan pelayanan terbaik kepada siswa dan orang tua. “Maka yang perlu kita lakukan adalah pertama membangun mindset bahwa sekolah harus terus memperbaiki diri, mereposisi terkait dengan tantangan dan perkembangan zaman yang semakin berat,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Majelis Pendidikan PDM Kota Solo, Mohammad Ali, mengapresiasi atas terbentuknya kepengurusan FGM periode 2023-2027. Ia berharap kepengurusan FGM yang baru terus meningkatkan komunikasi, kolaborasi, serta sinergi antarkepala sekolah, guru dan Majelis Pendidikan Muhammadiyah Solo.
Triparti
Menurut Mohamad Ali, triparti ini penting mencakup kepala sekolah sebagai pengelola, Majelis Pendidikan sebagai penyelenggara, dan guru-guru sebagai aktor langsung untuk pengembangan sekolah. Komunikasi, kolaborasi, dan sinergi bisa mengembangkan sekolah Muhammadiyah lebih pesat. Mohammad Ali menekankan sudah saatnya guru mempunyai komitmen moral dan integritas. Salah satu bentuk integritas adalah tidak mendaftar baik PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) maupun sekolah lain ketika masih menjadi pegawai di sekolah Muhammadiyah.

“Kalau terdapat guru dan tenaga kependidikan yang melakukan cara sembunyi-sembunyi melakukan itu berarti secara moral integritas rendah,” tegasnya. Terkait dengan program prioritas peningkatan kesejahteraan guru, Ketua Majelis Pendidikan Muhammadiyah Solo tersebut menegaskan kepala sekolah harus berpikir keras bagaimana bisa meningkatkan kesejahteraan guru-guru. Ia menambahkan bagaimana guru-guru mempunyai harapan ketika bekerja di sekolah Muhammadiyah jika kepala sekolah tidak mempunyai visi ke depan. “Jangan sampai kepala sekolah tidak punya visi, tidak bisa membangun harapan, guru-guru tidak ‘kerasan’ di situ,” jelasnya.
Di akhir pernyataan, Mohammad Ali menjelaskan salah satu ciri sekolah yang baik dan yang bekualitas adalah ketika guru-guru tidak berminat ikut mendaftar PPPK atau PNS. Jikalau guru-guru akan mendaftar maka off terlebih dahulu atau bukan sebagai sebagai guru aktif di sekolah Muhammadiyah. “Tantangan FGM berat dengan situasi hari ini. Tingkat persaingan antarsekolah sangat kompetitif maka tantangan-tantangan tersebut harus dihadapi dengan sepenuh tenaga dan pemikiran,” jelasnya.