SALATIGA, MUHAMMADIYAHSOLO.COM- Sebanyak 24 guru dan karyawan SD Muhammadiyah 11 Solo melakukan kunjungan studi ke SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga, Selasa (19/12/2023). Kunjungan ini untuk mengadopsi praktik baik di SD Muhammadiyah Plus Salatiga bagi kemajuan SD Muhammadiyah 11 Solo.
Rombongan SD Muhammadiyah 11 Solo diterima oleh Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga Ainul Huri beserta guru. Kepada para tetamunya, Ainul Huri menjelaskan sekolah SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga yang berada di Jl. Yudistira, Kec. Sidomukti, Kota Salatiga ini telah berubah menjadi sekolah terbaik di lingkup lokal, nasional, regional, bahkan global.
Dia mengisahkan sekolah yang dia kelola itu dulunya sekolah kecil. Bahkan akan ditutup karena muridnya terus berkurang. Menyikapi keadaan tersebut, pada 2002, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Salatiga mengadakan rapat bersama pimpinan untuk memutuskan apakah sekolah itu akan ditutup atau dikembangkan secara revolusioner. Dalam pelaksanaannya dibentuk Tim PLPM (Tim Pengembang Lembaga Pendidikan Muhammadiyah) pada Desember 2002. Tim itu terdiri dari tokoh Muhammadiyah dan pakar pendidikan yang diketuai Prof. Achmadi. Berdasarkan hasil evaluasi, tim PLPM akhirnya memutuskan mengubah menjadi SD Muhammadiyah Plus.
Setelah bertranformasi menjadi SD Muhammadiyah Plus Salatiga, sekolah tersebut mengalami perkembangan yang menggembirakan hingga bisa menjadi sekolah unggulan seperti saat ini. Banyak program unggulan yang ada di SD Muhammadiyah Plus Salatiga. Ainul Huri menjelaskan, program tersebut antara lain robotika, teknologi, informasi dan komunikasi (TIK), kids band, Tapak Suci, badminton, Hizbul Wathan (HW), futsal, renang, drumband, seni tari, khithobah/dacil (dai cilik), membatik, geguritan, tahfidz, karawitan, Pantomim. “Total siswa di SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga tahun ini (2023) mencapai 1.000 siswa. Jumlah yang sangat di luar dugaan dari kami, “ujarnya.
Sekolah yang luar biasa tersebut membiasakan siswanya gemar menabung sejak dini dari kelas 1 hinggal kelas 3. Setelah akhir semester kelas 3, tabungan tersebut digunakan untuk umrah. Dalam satu tahun pihak sekolah mengadakan kunjungan atau mengirimkan perwakilan siswanya studi ke luar negeri.
Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 11 Solo, Poerwadhie, mengatakan pihaknya mendapatkan pelajaran berharga dari kunjungannya tersebut. “Sangat banyak hal luar biasa bagus yang dapat dicontoh dari kunjungan studi untuk membangun spirit dan semakin meningkatkan kompetensi dan kualitas sekolah,” terangnya.