PABELAN, MUHAMMADIYAHSOLO.COM—Mahasiswa semester 7 Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang sedang menempuh Mata Kuliah Praktikum Pilihan (MKP) Mikrobiologi Industri melakukan pembuatan produk inovasi dari fermentasi, yaitu Tape Beton.
Fermentasi sendiri merupakan proses pengolahan makanan yang memanfaatkan bakteri dalam membuat makanan menjadi tahan lebih lama dan bernutrisi. Menurut Dosen Pembimbing MKP Mikrobiologi Industri UMS, Erma Musbita Tyastuti, kegiatan inovasi produk dapat mengembangkan produk-produk fermentasi yang lebih beragam dan berkualitas.
Selain itu dapat berkontribusi pada ketahanan pangan dan pelestarian lingkungan. “Pembuatan produk inovasi yang diterapkan pada MKP Mikrobiologi Industri ini diharapkan mahasiswa mampu mengembangkan produk-produk fermentasi yang lebih beragam dan berkualitas, di mana produk inovasi ini akan menjadi salah satu bentuk kontribusi dalam ketahanan pangan dan juga melestarikan lingkungan,” ujarnya Kamis, (16/1/2025).
Menurut Dosen UMS itu produk “Tape Beton” tidak hanya berfokus pada aspek keberlanjutan, tetapi juga memiliki peluang bisnis yang menjanjikan. Produk ini dikemas secara higienis dan menarik dan diharapkan produk ini dapat diterima pasar sebagai inovasi lokal.
“Keberhasilan proyek ini membuka peluang bagi mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang telah mereka pelajari di bangku kuliah ke dalam praktik nyata, dan dengan dukungan dari dosen serta institusi, “Tape Beton” dapat menjadi model bagi inovasi lainnya di bidang pangan. Produk ini diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan nutrisi, tetapi juga berperan sebagai pendorong ekonomi lokal melalui pemasaran produk-produk inovatif yang ramah lingkungan,” paparnya.

Kelompok A sebagai pencetus “Tape Beton”, yang beranggotakan kelompok terdiri dari Ninit, Alifia, Dewi, Eka Ayu, Dyta, Rahma, Qowi, Lusi, Siwi, dan Zahra. Biji nangka sendiri terkenal di kalangan masyarakat dengan nama “Beton”. Mereka ulai menginovasikan produk yang berasal dari limbah nangka yaitu biji nangka. Sebagian masyarakat hanya mengetahui jika biji nangka diolah dengan cara direbus dan langsung dikonsumsi.
Ninit Putry Sagita, selaku ketua kelompok, menjelaskan ide ini bermula dari kurangnya pemahaman masyarakat terhadap banyaknya limbah makanan yaitu biji nangka yang terbuang sia-sia. “Kami ingin membuktikan bahwa limbah yang berupa biji nangka masih dapat diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat, bahkan menjadi makanan fermentasi yang bernilai tinggi,” ungkapnya.
Ninit mengungkapkan fermentasi ini memanfaatkan bakteri untuk mengolah biji nangka menjadi makanan yang lebih tahan lama dan bernutrisi tinggi. Inovasi ini merupakan solusi ramah lingkungan sekaligus cara memanfaatkan potensi pangan lokal yang sering terabaikan. “Kegiatan ini tidak hanya menunjukkan kreativitas mahasiswa dalam mengolah limbah, tetapi juga memberikan inspirasi bagi masyarakat untuk lebih menghargai sumber daya yang ada di sekitar,” tambahnya.
Dengan memanfaatkan biji nangka yang sering dianggap sebagai sampah, mahasiswa UMS itu berhasil menciptakan produk bernilai tinggi yang dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengolahan limbah makanan. Hal ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk lebih inovatif dalam mencari solusi terhadap masalah limbah, serta memanfaatkan potensi lokal yang tersedia.
Produk inovasi yang telah dibuat mendapatkan respon positif dari dosen pengampu dan rekan teman-teman yang sudah membeli dan mencoba tape dari biji nangka (beton). Eka Ayu, selaku tim promosi melakukan berbagai upaya dalam mempromosikan produknya antara lain, dengan mengenalkan produk kepada mahasiswa lain dan juga melakukan promosi melalui WhatsApp story.
“Kami juga melakukan promosi dengan memperkenalkan produk yang kami buat kepada teman-teman kampus serta melakukan promosi lewat WhatsApp story, adapun feedback dari pembeli yaitu untuk penjualan kedepannya alangkah baiknya dengan diberikan testimoni sebelum membeli,” ujarnya.
Produk tape beton ini, lanjutnya, sangat membuka peluang bagi mahasiswa yang ingin berbisnis. Produk ini juga bertujuan dalam mengenalkan dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat bahwasanya limbah biji nangka mampu diolah menjadi produk kembali. Produk fermentasi dari tape beton ini diharapkan mampu berkembang lebih lanjut dan mengembangkan produk lainnya yang berasal dari inovasi tape beton sendiri.