SOLO, MUHAMMADIYAHSOLO.COM-SD Muhammadiyah 8 Jagalan Solo gelar kegiatan workshop tentang pembelajaran berdiferensiasi sebagai sarana peningkatan dan pengembangan kompetensi guru, Kamis, 21/12/2023. Berempat di Gedung Pusdiklat Darmo Tjahjono Perguruan Muhammadiyah Solo, Jl. D.I. Panjaitan No.4, Margorejo, Gilingan, Banjarsari, sebanyak 36 peserta terdiri dari guru dan karyawan mendapatkan materi workshop dengan tema Pembelajaran Berdiferensiasi untuk Meningkatkan Potensi Peserta Didik.
Berakhirnya proses belajar mengajar di semester gasal (satu) tahun ini menjadi ruang tersendiri bagi para guru di SD Muhammadiyah 8 Jagalan Solo untuk mengevaluasi dan merefleksikan diri guna meningkatkan kualitas pembelajaran di semester genap yang akan datang.
Kepala SD Muhammadiyah 8 Solo, Parimin Tedjo Pramono, mendorong para guru agar terus bergerak maju dan berfikir adaptif. Parimin menyampaikan tujuan utama workshop pada kesempatan ini tidak lain demi mempertajam pemahaman guru terhadap implementasi pembelajaran berdiferensiasi di kelas sehingga dapat meningkatkan potensi peserta didik.
“Guru yang cakap harus mampu berpikir adaptif dan mengubah mindsetnya. Kuncinya adalah pada guru yang senantiasa terus belajar dan menjadi guru pemikir. Agar peserta didik menjadi pemikir dan pembelajar, maka harus dimulai dari guru yang senantiasa berpikir dan terus belajar,” tuturnya.

Pembelajaran berdiferensiasi lahir, lanjut Parimin, dari pemikiran bahwa semua siswa tidaklah sama sehingga perlu memberikan akses belajar yang seimbang. Dalam arti memberikan sumber belajar, proses pembelajaran, bahkan dukungan sesuai dengan karakteristik dan keunikan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kata lain pembelajaran berdiferensiasi adalah menciptakan suatu kelas yang beragam dengan memberikan kesempatan dalam meraih konten, memproses suatu ide dan meningkatkan hasil setiap murid, sehingga murid-murid akan bisa lebih belajar dengan efektif.
Sebagai pemateri, Hengki Purnomo, Kepala SDN Kawatan Solo, menjelaskan pembelajaran berdiferensiasi sangatlah unik dan komplek. Guru harus berani mencoba, mencoba dan mencoba terkait dengan metode dan model pembelajaran yang tergolong baru.
“Pembelajaran berdiferensiasi menjadi inovasi tersendiri dalam pembelajaran karena pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan karakter, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh peserta didik,” jelasnya.
Guru Paling Mengerti
Antusiasme yang tinggi dan interaksi positif para peserta dapat dilihat dari munculnya pertanyaan yang dilontarkan kepada pemateri. Suasana workshop aktif dan menyenangkan karena para peserta tidak hanya mendengarkan pemaparan pemateri saja, melainkan ada sesi microteaching dari perwakilan guru kelas 2 dan kelas 4. Guru tersebut praktik mengajar langsung di depan para guru yang lain dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi.
Sebagai catatan, Hengki menambahkan, pembelajaran berdiferensiasi diimpelementasikan di tengah keberagaman dengan adanya heterogenitas latar belakang peserta didik yang menjadi tantangan dalam belajar. Gurulah yang paling mengerti dalam memahami karakteristik peserta didiknya, itulah pentingnya penerapan Kurikulum Merdeka, guru bebas menentukan treatment yang dirasa paling tepat untuk memenuhi kebutuhan belajar mereka.
Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Jagalan, Hery Sawidji, turut hadir dalam acara ini. Hery Sawidji mengapresiasi penuh terselenggaranya kegiatan workshop. Karena sejatinya di pundak bapak ibu guru nantinya semua anak-anak akan memperoleh penguatan-penguatan dalam belajarnya.
“Semoga Bapak Ibu guru SD Muhammadiyah 8 Jagalan lebih terampil dalam menangani peserta didik melalui penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Dengan harapan dapat meningkatkan motivasi belajar dan potensi peserta didik di dalam kelas,” jelasnya.