• About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Berkemajuan
  • Home
    • Home – Layout 1
    • Home – Layout 2
    • Home – Layout 3
    • Home – Layout 4
    • Home – Layout 5
  • News

    KSM Mattiro Deceng Dorong Edukasi Pengelolaan Sampah di Soppeng Lewat TPS 3R dan Media Sosial

  • Insight
    Dakwah Puritan Muhammadiyah di Perbatasan

    Dakwah Puritan Muhammadiyah di Perbatasan

    Redefinisi Hijrah Populer

    Redefinisi Hijrah Populer

    Apoteker Bukan Tukang Obat: Sudah Saatnya Kita Melek Farmasi!

    Apoteker Bukan Tukang Obat: Sudah Saatnya Kita Melek Farmasi!

    Kurban dan Pesan Kemanusiaan yang Tak Terbantahkan

    Kurban dan Pesan Kemanusiaan yang Tak Terbantahkan

    Sebuah Kisah Negara yang tidak ingin rakyatnya pintar

    Sebuah Kisah Negara yang tidak ingin rakyatnya pintar

    Paradoks Ruang Kelas : Berisik Saat Dijelaskan, Diam Saat Ditanya

  • Tajdid
    • All
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    Antara Ekonomi Syari’ah dan Ekonomi Konvensional

    Antara Ekonomi Syari’ah dan Ekonomi Konvensional

    Cinta Rama dan Sinta dalam Cermin Eksistensialisme Kierkegaard: Antara Pengorbanan, Pilihan, dan Keabadianu

    Cinta Rama dan Sinta dalam Cermin Eksistensialisme Kierkegaard: Antara Pengorbanan, Pilihan, dan Keabadianu

    Hijrah Digital: Tetap Islami di Tengah Arus Media Sosial

    Hijrah Digital: Tetap Islami di Tengah Arus Media Sosial

    Cahaya di Ujung Utara: Menapak Jejak Dakwah Muhammadiyah di Kepulauan Sangihe

    Cahaya di Ujung Utara: Menapak Jejak Dakwah Muhammadiyah di Kepulauan Sangihe

    Literasi Berdiferensiasi: Jalan Panjang Menuju Sekolah yang Memahami Muridnya

    Literasi Berdiferensiasi: Jalan Panjang Menuju Sekolah yang Memahami Muridnya

    “Sekolah Bahagia: Peran Guru dalam Mewujudkan Well-Being Lewat Belajar, Kolaborasi, dan Keteladanan”

    “Sekolah Bahagia: Peran Guru dalam Mewujudkan Well-Being Lewat Belajar, Kolaborasi, dan Keteladanan”

    Trending Tags

    • Penelitian
    • Humaniora
    • Moderasi
    • Kabarmu
    • Risalah
  • Artikel
    Pengadilan Akhirat: Penyeimbang Keadilan di Tengah Arbitrer Hukum Dunia

    Pengadilan Akhirat: Penyeimbang Keadilan di Tengah Arbitrer Hukum Dunia

    Antara Ekonomi Syari’ah dan Ekonomi Konvensional

    Antara Ekonomi Syari’ah dan Ekonomi Konvensional

    🚭Pria Indonesia Paling Banyak Merokok, Padahal Rokok Bunuh 8 Juta Orang Setahun

    🚭Pria Indonesia Paling Banyak Merokok, Padahal Rokok Bunuh 8 Juta Orang Setahun

    Checkpoint Spiritual: Sholat Jumat dan Laki-Laki dalam Ritme Peradaban

    Checkpoint Spiritual: Sholat Jumat dan Laki-Laki dalam Ritme Peradaban

    Tangisan Tersembunyi di Kepulauan Sangihe: Keprihatinan Sekolah Swasta yang Mulai Memudar

    Tangisan Tersembunyi di Kepulauan Sangihe: Keprihatinan Sekolah Swasta yang Mulai Memudar

    Cinta Rama dan Sinta dalam Cermin Eksistensialisme Kierkegaard: Antara Pengorbanan, Pilihan, dan Keabadianu

    Cinta Rama dan Sinta dalam Cermin Eksistensialisme Kierkegaard: Antara Pengorbanan, Pilihan, dan Keabadianu

  • Infografis
  • Risalah
    Checkpoint Spiritual: Sholat Jumat dan Laki-Laki dalam Ritme Peradaban

    Checkpoint Spiritual: Sholat Jumat dan Laki-Laki dalam Ritme Peradaban

    Redefinisi Hijrah Populer

    Redefinisi Hijrah Populer

    Mengungkap Dua Al-Masih: Isa sang Penyelamat, Dajjal sang Pendusta

    Mengungkap Dua Al-Masih: Isa sang Penyelamat, Dajjal sang Pendusta

No Result
View All Result
  • Home
    • Home – Layout 1
    • Home – Layout 2
    • Home – Layout 3
    • Home – Layout 4
    • Home – Layout 5
  • News

    KSM Mattiro Deceng Dorong Edukasi Pengelolaan Sampah di Soppeng Lewat TPS 3R dan Media Sosial

  • Insight
    Dakwah Puritan Muhammadiyah di Perbatasan

    Dakwah Puritan Muhammadiyah di Perbatasan

    Redefinisi Hijrah Populer

    Redefinisi Hijrah Populer

    Apoteker Bukan Tukang Obat: Sudah Saatnya Kita Melek Farmasi!

    Apoteker Bukan Tukang Obat: Sudah Saatnya Kita Melek Farmasi!

    Kurban dan Pesan Kemanusiaan yang Tak Terbantahkan

    Kurban dan Pesan Kemanusiaan yang Tak Terbantahkan

    Sebuah Kisah Negara yang tidak ingin rakyatnya pintar

    Sebuah Kisah Negara yang tidak ingin rakyatnya pintar

    Paradoks Ruang Kelas : Berisik Saat Dijelaskan, Diam Saat Ditanya

  • Tajdid
    • All
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    Antara Ekonomi Syari’ah dan Ekonomi Konvensional

    Antara Ekonomi Syari’ah dan Ekonomi Konvensional

    Cinta Rama dan Sinta dalam Cermin Eksistensialisme Kierkegaard: Antara Pengorbanan, Pilihan, dan Keabadianu

    Cinta Rama dan Sinta dalam Cermin Eksistensialisme Kierkegaard: Antara Pengorbanan, Pilihan, dan Keabadianu

    Hijrah Digital: Tetap Islami di Tengah Arus Media Sosial

    Hijrah Digital: Tetap Islami di Tengah Arus Media Sosial

    Cahaya di Ujung Utara: Menapak Jejak Dakwah Muhammadiyah di Kepulauan Sangihe

    Cahaya di Ujung Utara: Menapak Jejak Dakwah Muhammadiyah di Kepulauan Sangihe

    Literasi Berdiferensiasi: Jalan Panjang Menuju Sekolah yang Memahami Muridnya

    Literasi Berdiferensiasi: Jalan Panjang Menuju Sekolah yang Memahami Muridnya

    “Sekolah Bahagia: Peran Guru dalam Mewujudkan Well-Being Lewat Belajar, Kolaborasi, dan Keteladanan”

    “Sekolah Bahagia: Peran Guru dalam Mewujudkan Well-Being Lewat Belajar, Kolaborasi, dan Keteladanan”

    Trending Tags

    • Penelitian
    • Humaniora
    • Moderasi
    • Kabarmu
    • Risalah
  • Artikel
    Pengadilan Akhirat: Penyeimbang Keadilan di Tengah Arbitrer Hukum Dunia

    Pengadilan Akhirat: Penyeimbang Keadilan di Tengah Arbitrer Hukum Dunia

    Antara Ekonomi Syari’ah dan Ekonomi Konvensional

    Antara Ekonomi Syari’ah dan Ekonomi Konvensional

    🚭Pria Indonesia Paling Banyak Merokok, Padahal Rokok Bunuh 8 Juta Orang Setahun

    🚭Pria Indonesia Paling Banyak Merokok, Padahal Rokok Bunuh 8 Juta Orang Setahun

    Checkpoint Spiritual: Sholat Jumat dan Laki-Laki dalam Ritme Peradaban

    Checkpoint Spiritual: Sholat Jumat dan Laki-Laki dalam Ritme Peradaban

    Tangisan Tersembunyi di Kepulauan Sangihe: Keprihatinan Sekolah Swasta yang Mulai Memudar

    Tangisan Tersembunyi di Kepulauan Sangihe: Keprihatinan Sekolah Swasta yang Mulai Memudar

    Cinta Rama dan Sinta dalam Cermin Eksistensialisme Kierkegaard: Antara Pengorbanan, Pilihan, dan Keabadianu

    Cinta Rama dan Sinta dalam Cermin Eksistensialisme Kierkegaard: Antara Pengorbanan, Pilihan, dan Keabadianu

  • Infografis
  • Risalah
    Checkpoint Spiritual: Sholat Jumat dan Laki-Laki dalam Ritme Peradaban

    Checkpoint Spiritual: Sholat Jumat dan Laki-Laki dalam Ritme Peradaban

    Redefinisi Hijrah Populer

    Redefinisi Hijrah Populer

    Mengungkap Dua Al-Masih: Isa sang Penyelamat, Dajjal sang Pendusta

    Mengungkap Dua Al-Masih: Isa sang Penyelamat, Dajjal sang Pendusta

No Result
View All Result
berkemajuan.id
No Result
View All Result
Home Artikel

Ketika Orangtua Sibuk Menuntut, Anak Sibuk Menyesuaikan: Luka Sunyi di Balik Prestasi”

Siti Aminah by Siti Aminah
July 11, 2025
Ketika Orangtua Sibuk Menuntut, Anak Sibuk Menyesuaikan: Luka Sunyi di Balik Prestasi”
Share on FacebookShare on Twitter

Di ruang tamu yang hening, seorang anak duduk menunduk. Matanya sembab, pikirannya lelah. Baru saja ibunya memintanya untuk lebih giat belajar karena nilai matematika turun dua poin. Belum selesai dengan tekanan itu, ayahnya datang menagih keahlian lain: “Sekarang anak-anak harus bisa bahasa Inggris”

Sementara itu, anak ini hanya ingin dimengerti.

Fenomena ini bukan hal baru. Orangtua sibuk menuntut, sementara anak-anak diam-diam sibuk menyesuaikan. Dalam diam mereka berusaha menyenangkan semua orang, tapi kadang melupakan dirinya sendiri.

Tuntutan yang Membebani, Bukan Memotivasi

Di era kompetitif ini, banyak orangtua ingin anaknya “sukses”. Tapi dalam praktiknya, definisi sukses seringkali sempit: nilai tinggi, ranking atas, masuk sekolah favorit, prestasi segudang. Bahkan tidak jarang disertai perbandingan dengan anak tetangga, anak saudara, atau idola di media sosial.

Padahal, menurut riset dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sekitar 74% anak mengalami tekanan psikis karena tuntutan berlebihan dari orangtua, terutama dalam hal akademik. Tekanan ini berkontribusi pada meningkatnya kasus depresi ringan hingga berat pada anak usia sekolah.

Sebuah studi dari UNICEF tahun 2022 di Asia Tenggara juga menunjukkan bahwa lebih dari 30% anak merasa cemas dan takut gagal karena ekspektasi keluarga yang terlalu tinggi.

Pertanyaannya, apakah benar semua tuntutan itu demi kebaikan anak, atau sebenarnya untuk memenuhi ambisi orangtua yang tak tercapai di masa lalu?

Anak Bukan Mesin Prestasi

Anak bukanlah proyek ambisi. Mereka bukan mesin pencetak nilai. Mereka manusia yang sedang tumbuh dan mencari jati diri. Dalam proses ini, mereka butuh didengar, dipahami, dan dituntun bukan ditekan.

Nabi Muhammad SAW memberikan contoh luar biasa dalam mendidik. Beliau tidak menekan, tapi membimbing. Ketika seorang pemuda datang meminta izin untuk berzina, beliau tidak langsung marah. Justru beliau berdialog dengan sabar dan menyentuh hati. Dalam HR. Ahmad, Nabi berkata: “Apakah engkau rela itu terjadi pada ibumu? Pada saudaramu? Pada anak perempuanmu?” Lalu anak muda itu menangis dan berjanji tak akan melakukannya.

Dari sini kita belajar: memahami lebih menyentuh daripada menuntut.

Ketakutan yang Disembunyikan Anak

Banyak anak yang tampak baik-baik saja padahal sedang terluka. Mereka tersenyum di depan orangtua, tapi menangis di kamar. Mereka menyembunyikan luka karena takut mengecewakan. Karena dari kecil, mereka diajarkan bahwa cinta orangtua datang setelah prestasi.

“Kamu hebat karena juara,”
“Papa bangga karena kamu ranking,”
“Kalau kamu gagal, Mama kecewa.”

Kalimat-kalimat semacam ini meski sering diucap dengan niat baik sebenarnya mengajarkan bahwa cinta harus dibayardengan pencapaian. Anak pun tumbuh dengan ketakutan gagal dan takut tidak dicintai.

Dalam jangka panjang, ini berdampak serius. Anak menjadi pribadi yang tidak percaya diri, sulit mengambil keputusan sendiri, bahkan mudah mengalami gangguan kecemasan (anxiety disorder).

Kurikulum yang Tak Mengajarkan Rasa

Masalah ini diperparah dengan sistem pendidikan yang juga terlalu fokus pada kognitif. Nilai akademik diutamakan, sedangkan kecerdasan emosional dan kesadaran diri nyaris diabaikan.

Padahal, menurut psikolog Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligence, orang dengan EQ tinggi lebih siap menghadapi kehidupan dibanding mereka yang hanya cerdas secara akademik. Ia menekankan pentingnya empati, kemampuan beradaptasi, dan mengelola emosi hal-hal yang justru jarang diajarkan, baik di sekolah maupun di rumah.

Al-Qur’an tidak pernah memerintahkan orangtua untuk menjadikan anak sebagai alat ambisi. Justru sebaliknya, anak digambarkan sebagai penyejuk mata dan hati.

“Dan orang-orang yang berkata: ‘Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (qurrota a’yun) dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa'”
(QS. Al-Furqan: 74)

Ayat ini tidak bicara soal anak sebagai sumber kebanggaan, tapi sebagai penyejuk hati. Jika anak menjadi sumber luka dan tekanan, maka kita perlu bertanya: Apa yang salah dalam cara kita mencintai mereka?

Menjadi Orangtua yang Mengerti, Bukan Hanya Menuntut

Menjadi orangtua bukan berarti tahu segalanya. Justru, menjadi orangtua adalah proses panjang belajar untuk memahami makhluk kecil yang sedang tumbuh. Tugas kita bukan memaksa anak menjadi seperti kita, tapi mendampingi mereka menjadi diri terbaik mereka.

Tuntutan memang perlu. Tapi seimbangkan dengan dukungan dan pemahaman. Daripada berkata, “Kamu harus jadi juara!”, lebih baik katakan, “Apapun hasilmu, kami selalu mendukungmu berproses.”

Ruang Aman Bernama Rumah

Di dunia yang makin penuh persaingan, rumah seharusnya menjadi tempat paling aman bagi anak. Tempat di mana mereka boleh gagal, boleh bertanya, dan boleh merasa cukup menjadi dirinya.

Anak yang tumbuh dalam cinta tanpa syarat akan menjadi pribadi yang kuat. Mereka tidak hanya berani sukses, tapi juga berani gagal. Dan itu jauh lebih berharga dari sekadar nilai atau ranking.

Jangan sibuk menuntut, sampai lupa melihat bahwa anak sedang berjuang menyesuaikan. Mungkin bukan mereka yang lambat tumbuh, tapi kita yang terlalu cepat berharap.

Siti Aminah

Siti Aminah

Recommended.

Hijrah Wanita dan Dilema Agama di Kepulauan Sangihe

Hijrah Wanita dan Dilema Agama di Kepulauan Sangihe

July 6, 2025
Cinta Rama dan Sinta dalam Cermin Eksistensialisme Kierkegaard: Antara Pengorbanan, Pilihan, dan Keabadianu

Cinta Rama dan Sinta dalam Cermin Eksistensialisme Kierkegaard: Antara Pengorbanan, Pilihan, dan Keabadianu

July 16, 2025

Trending.

Apoteker Bukan Tukang Obat: Sudah Saatnya Kita Melek Farmasi!

Apoteker Bukan Tukang Obat: Sudah Saatnya Kita Melek Farmasi!

June 29, 2025
Redefinisi Hijrah Populer

Redefinisi Hijrah Populer

June 28, 2025
Antara Idealisme dan Realita : Menghidupkan Gerakan Perempuan Islam di Kepulauan Sangihe

Antara Idealisme dan Realita : Menghidupkan Gerakan Perempuan Islam di Kepulauan Sangihe

June 29, 2025
🚭Pria Indonesia Paling Banyak Merokok, Padahal Rokok Bunuh 8 Juta Orang Setahun

🚭Pria Indonesia Paling Banyak Merokok, Padahal Rokok Bunuh 8 Juta Orang Setahun

July 19, 2025
Mengungkap Dua Al-Masih: Isa sang Penyelamat, Dajjal sang Pendusta

Mengungkap Dua Al-Masih: Isa sang Penyelamat, Dajjal sang Pendusta

June 24, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Call us: +6285234007456

© 2025 - berkemajuan.id - "Memajukan & Memanusiakan" by Rozaq

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Liputan Khusus
  • Infografis
  • Artikel
  • Insight
  • Tajdid
    • Pendidikan
    • Ekonomi
    • Sosial
  • Photography
  • Risalah

© 2025 - berkemajuan.id - "Memajukan & Memanusiakan" by Rozaq