• About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Berkemajuan
  • Home
    • Home – Layout 1
    • Home – Layout 2
    • Home – Layout 3
    • Home – Layout 4
    • Home – Layout 5
  • News
    KOPMA UMS Gelar Seminar Nasional 2025, Hadirkan Praktisi untuk Tebarkan Semangat Wirausaha Berbasis Nilai Islam

    KOPMA UMS Gelar Seminar Nasional 2025, Hadirkan Praktisi untuk Tebarkan Semangat Wirausaha Berbasis Nilai Islam

    Cronbach’s Alpha Dianggap Usang, Prof. Ramayah Serukan Reformasi Metodologi Riset

    Cronbach’s Alpha Dianggap Usang, Prof. Ramayah Serukan Reformasi Metodologi Riset

    PonpesMu Manafi’ul ‘Ulum Sambi Tebar 1.000 Bibit Cabai dan Terong pada Resepsi Milad ke-113 Muhammadiyah Boyolali

    PonpesMu Manafi’ul ‘Ulum Sambi Tebar 1.000 Bibit Cabai dan Terong pada Resepsi Milad ke-113 Muhammadiyah Boyolali

    7.500 Peserta Padati Apel Milad 113 Muhammadiyah dan 107 Hizbul Wathan di Surakarta

    7.500 Peserta Padati Apel Milad 113 Muhammadiyah dan 107 Hizbul Wathan di Surakarta

    SD Muhammadiyah 20 Sidorejo Surakarta Gelar Workshop Menulis Majalah

    SD Muhammadiyah 20 Sidorejo Surakarta Gelar Workshop Menulis Majalah

    Perguruan Muhammadiyah Kottabarat Luncurkan Tiga Buku Kiai Marpuji Ali

    Perguruan Muhammadiyah Kottabarat Luncurkan Tiga Buku Kiai Marpuji Ali

  • Insight
    Saat Santri Diuji, Saatnya Muhasabah: Kebijaksanaan Gus Kautsar di Tengah Polemik ‘Gus-Gusan

    Saat Santri Diuji, Saatnya Muhasabah: Kebijaksanaan Gus Kautsar di Tengah Polemik ‘Gus-Gusan

    Cronbach’s Alpha Dianggap Usang, Prof. Ramayah Serukan Reformasi Metodologi Riset

    Cronbach’s Alpha Dianggap Usang, Prof. Ramayah Serukan Reformasi Metodologi Riset

    “Ketika Bima Bertemu Marcus Aurelius: Pelajaran Stoik dari Dunia Wayang”

    “Ketika Bima Bertemu Marcus Aurelius: Pelajaran Stoik dari Dunia Wayang”

    Ketika Retorika Jadi Senjata: Membaca Gaya Debat Ferry Irwandi Lewat Kacamata Filsuf

    Ketika Retorika Jadi Senjata: Membaca Gaya Debat Ferry Irwandi Lewat Kacamata Filsuf

    MBG: Makan Gratis atau Bom Waktu Nasional?

    MBG: Makan Gratis atau Bom Waktu Nasional?

    Rahasia Biologis Waktu Shalat: Membaca Hikmah Sains dalam Ritme Tubuh Manusia

    Rahasia Biologis Waktu Shalat: Membaca Hikmah Sains dalam Ritme Tubuh Manusia

  • Tajdid
    • All
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    Program Anti-Bullying Hanya Wacana? Ketika Sekolah Tak Lagi Aman bagi Anak

    Program Anti-Bullying Hanya Wacana? Ketika Sekolah Tak Lagi Aman bagi Anak

    Rahasia Biologis Waktu Shalat: Membaca Hikmah Sains dalam Ritme Tubuh Manusia

    Rahasia Biologis Waktu Shalat: Membaca Hikmah Sains dalam Ritme Tubuh Manusia

    Integrasi Masjid dan Pendidikan

    Integrasi Masjid dan Pendidikan

    Socrates, Filsafat Yunani dan Dialektika

    Socrates, Filsafat Yunani dan Dialektika

    Fenomena Ustaz Cepat Saji: Lima Menit Ceramah, Seribu Kali Dibagikan

    Fenomena Ustaz Cepat Saji: Lima Menit Ceramah, Seribu Kali Dibagikan

    Zina yang Tak Lagi Haram dan Ditakuti

    Zina yang Tak Lagi Haram dan Ditakuti

    Trending Tags

    • Penelitian
    • Humaniora
    • Moderasi
    • Kabarmu
    • Risalah
  • Artikel
    Saat Santri Diuji, Saatnya Muhasabah: Kebijaksanaan Gus Kautsar di Tengah Polemik ‘Gus-Gusan

    Saat Santri Diuji, Saatnya Muhasabah: Kebijaksanaan Gus Kautsar di Tengah Polemik ‘Gus-Gusan

    “Ketika Bima Bertemu Marcus Aurelius: Pelajaran Stoik dari Dunia Wayang”

    “Ketika Bima Bertemu Marcus Aurelius: Pelajaran Stoik dari Dunia Wayang”

    Fenomena Vape di Kalangan Remaja: Gaya Hidup atau Bahaya Tersembunyi?

    Fenomena Vape di Kalangan Remaja: Gaya Hidup atau Bahaya Tersembunyi?

    Bansos yang Memalukan: Ketika Kemiskinan Dilegalisasi Jadi Label Kehormatan

    Bansos yang Memalukan: Ketika Kemiskinan Dilegalisasi Jadi Label Kehormatan

    Program Anti-Bullying Hanya Wacana? Ketika Sekolah Tak Lagi Aman bagi Anak

    Program Anti-Bullying Hanya Wacana? Ketika Sekolah Tak Lagi Aman bagi Anak

    Ketika Retorika Jadi Senjata: Membaca Gaya Debat Ferry Irwandi Lewat Kacamata Filsuf

    Ketika Retorika Jadi Senjata: Membaca Gaya Debat Ferry Irwandi Lewat Kacamata Filsuf

  • Infografis
  • Risalah
    Checkpoint Spiritual: Sholat Jumat dan Laki-Laki dalam Ritme Peradaban

    Checkpoint Spiritual: Sholat Jumat dan Laki-Laki dalam Ritme Peradaban

    Redefinisi Hijrah Populer

    Redefinisi Hijrah Populer

    Mengungkap Dua Al-Masih: Isa sang Penyelamat, Dajjal sang Pendusta

    Mengungkap Dua Al-Masih: Isa sang Penyelamat, Dajjal sang Pendusta

No Result
View All Result
  • Home
    • Home – Layout 1
    • Home – Layout 2
    • Home – Layout 3
    • Home – Layout 4
    • Home – Layout 5
  • News
    KOPMA UMS Gelar Seminar Nasional 2025, Hadirkan Praktisi untuk Tebarkan Semangat Wirausaha Berbasis Nilai Islam

    KOPMA UMS Gelar Seminar Nasional 2025, Hadirkan Praktisi untuk Tebarkan Semangat Wirausaha Berbasis Nilai Islam

    Cronbach’s Alpha Dianggap Usang, Prof. Ramayah Serukan Reformasi Metodologi Riset

    Cronbach’s Alpha Dianggap Usang, Prof. Ramayah Serukan Reformasi Metodologi Riset

    PonpesMu Manafi’ul ‘Ulum Sambi Tebar 1.000 Bibit Cabai dan Terong pada Resepsi Milad ke-113 Muhammadiyah Boyolali

    PonpesMu Manafi’ul ‘Ulum Sambi Tebar 1.000 Bibit Cabai dan Terong pada Resepsi Milad ke-113 Muhammadiyah Boyolali

    7.500 Peserta Padati Apel Milad 113 Muhammadiyah dan 107 Hizbul Wathan di Surakarta

    7.500 Peserta Padati Apel Milad 113 Muhammadiyah dan 107 Hizbul Wathan di Surakarta

    SD Muhammadiyah 20 Sidorejo Surakarta Gelar Workshop Menulis Majalah

    SD Muhammadiyah 20 Sidorejo Surakarta Gelar Workshop Menulis Majalah

    Perguruan Muhammadiyah Kottabarat Luncurkan Tiga Buku Kiai Marpuji Ali

    Perguruan Muhammadiyah Kottabarat Luncurkan Tiga Buku Kiai Marpuji Ali

  • Insight
    Saat Santri Diuji, Saatnya Muhasabah: Kebijaksanaan Gus Kautsar di Tengah Polemik ‘Gus-Gusan

    Saat Santri Diuji, Saatnya Muhasabah: Kebijaksanaan Gus Kautsar di Tengah Polemik ‘Gus-Gusan

    Cronbach’s Alpha Dianggap Usang, Prof. Ramayah Serukan Reformasi Metodologi Riset

    Cronbach’s Alpha Dianggap Usang, Prof. Ramayah Serukan Reformasi Metodologi Riset

    “Ketika Bima Bertemu Marcus Aurelius: Pelajaran Stoik dari Dunia Wayang”

    “Ketika Bima Bertemu Marcus Aurelius: Pelajaran Stoik dari Dunia Wayang”

    Ketika Retorika Jadi Senjata: Membaca Gaya Debat Ferry Irwandi Lewat Kacamata Filsuf

    Ketika Retorika Jadi Senjata: Membaca Gaya Debat Ferry Irwandi Lewat Kacamata Filsuf

    MBG: Makan Gratis atau Bom Waktu Nasional?

    MBG: Makan Gratis atau Bom Waktu Nasional?

    Rahasia Biologis Waktu Shalat: Membaca Hikmah Sains dalam Ritme Tubuh Manusia

    Rahasia Biologis Waktu Shalat: Membaca Hikmah Sains dalam Ritme Tubuh Manusia

  • Tajdid
    • All
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    Program Anti-Bullying Hanya Wacana? Ketika Sekolah Tak Lagi Aman bagi Anak

    Program Anti-Bullying Hanya Wacana? Ketika Sekolah Tak Lagi Aman bagi Anak

    Rahasia Biologis Waktu Shalat: Membaca Hikmah Sains dalam Ritme Tubuh Manusia

    Rahasia Biologis Waktu Shalat: Membaca Hikmah Sains dalam Ritme Tubuh Manusia

    Integrasi Masjid dan Pendidikan

    Integrasi Masjid dan Pendidikan

    Socrates, Filsafat Yunani dan Dialektika

    Socrates, Filsafat Yunani dan Dialektika

    Fenomena Ustaz Cepat Saji: Lima Menit Ceramah, Seribu Kali Dibagikan

    Fenomena Ustaz Cepat Saji: Lima Menit Ceramah, Seribu Kali Dibagikan

    Zina yang Tak Lagi Haram dan Ditakuti

    Zina yang Tak Lagi Haram dan Ditakuti

    Trending Tags

    • Penelitian
    • Humaniora
    • Moderasi
    • Kabarmu
    • Risalah
  • Artikel
    Saat Santri Diuji, Saatnya Muhasabah: Kebijaksanaan Gus Kautsar di Tengah Polemik ‘Gus-Gusan

    Saat Santri Diuji, Saatnya Muhasabah: Kebijaksanaan Gus Kautsar di Tengah Polemik ‘Gus-Gusan

    “Ketika Bima Bertemu Marcus Aurelius: Pelajaran Stoik dari Dunia Wayang”

    “Ketika Bima Bertemu Marcus Aurelius: Pelajaran Stoik dari Dunia Wayang”

    Fenomena Vape di Kalangan Remaja: Gaya Hidup atau Bahaya Tersembunyi?

    Fenomena Vape di Kalangan Remaja: Gaya Hidup atau Bahaya Tersembunyi?

    Bansos yang Memalukan: Ketika Kemiskinan Dilegalisasi Jadi Label Kehormatan

    Bansos yang Memalukan: Ketika Kemiskinan Dilegalisasi Jadi Label Kehormatan

    Program Anti-Bullying Hanya Wacana? Ketika Sekolah Tak Lagi Aman bagi Anak

    Program Anti-Bullying Hanya Wacana? Ketika Sekolah Tak Lagi Aman bagi Anak

    Ketika Retorika Jadi Senjata: Membaca Gaya Debat Ferry Irwandi Lewat Kacamata Filsuf

    Ketika Retorika Jadi Senjata: Membaca Gaya Debat Ferry Irwandi Lewat Kacamata Filsuf

  • Infografis
  • Risalah
    Checkpoint Spiritual: Sholat Jumat dan Laki-Laki dalam Ritme Peradaban

    Checkpoint Spiritual: Sholat Jumat dan Laki-Laki dalam Ritme Peradaban

    Redefinisi Hijrah Populer

    Redefinisi Hijrah Populer

    Mengungkap Dua Al-Masih: Isa sang Penyelamat, Dajjal sang Pendusta

    Mengungkap Dua Al-Masih: Isa sang Penyelamat, Dajjal sang Pendusta

No Result
View All Result
berkemajuan.id
No Result
View All Result
Home Artikel

Program Anti-Bullying Hanya Wacana? Ketika Sekolah Tak Lagi Aman bagi Anak

Hanif Syairafi Wiratama by Hanif Syairafi Wiratama
October 29, 2025
Program Anti-Bullying Hanya Wacana? Ketika Sekolah Tak Lagi Aman bagi Anak
Share on FacebookShare on Twitter

Di atas kertas, sekolah seharusnya menjadi ruang paling aman bagi setiap anak. Tempat menumbuhkan keberanian, bukan ketakutan. Namun realitas di Indonesia hari ini berkata lain: sekolah justru sering menjadi sumber trauma yang menghancurkan masa depan. Kasus demi kasus bullying muncul seperti gelombang tanpa jeda. Terbaru, seorang siswa SMP di Bandar Lampung terpaksa putus sekolah setelah terus-menerus menjadi korban perundungan. Bukan karena nilai yang buruk, melainkan karena ia tak kuat lagi menghadapi ejekan, cemoohan, dan kekerasan psikis yang diterimanya setiap hari di ruang kelas.

Pertanyaannya kemudian: ke mana semua program anti-bullying yang digembar-gemborkan pemerintah dan sekolah selama ini?

Sekolah Tempat Belajar, atau Taman Kekerasan Terselubung?

Kasus di Bandar Lampung ini hanyalah satu dari potret besar gunung es. Tidak sedikit anak Indonesia yang bangun pagi dengan rasa cemas, bukan semangat belajar. Korban bullying seringkali diperlakukan sebagai masalah, bukan pihak yang perlu dilindungi.

Yang lebih menyakitkan, ketika kasus mencuat ke publik, sekolah cenderung defensif. Mereka takut “nama baik institusi rusak”. Maka korban diminta diam. Keluarga ditekan untuk tidak memperpanjang masalah. Pelaku menerima teguran ringan yang tak membuat mereka jera.

Fenomena ini menunjukkan satu hal: reputasi sekolah jauh lebih penting daripada keselamatan muridnya.

Padahal dunia pendidikan seharusnya memiliki satu prinsip utama: tidak ada pembelajaran yang berhasil dalam lingkungan yang tidak aman. Jika sekolah gagal menyediakan rasa aman, maka sekolah telah gagal dalam fungsi terdasarnya.

Program Anti-Bullying: Ada di Spanduk, Mati di Lapangan

Setiap tahun, Kementerian Pendidikan dan pemerintah daerah meluncurkan berbagai program anti-bullying. Ada Satgas Perlindungan Anak, deklarasi sekolah ramah anak, modul perilaku positif, hingga seminar tentang karakter.

Namun mari bertanya jujur: berapa banyak sekolah yang benar-benar melaksanakan itu?

Spanduk anti-bullying terpampang besar di depan sekolah, sementara di dalam kelas, seorang anak menangis karena diejek wajahnya. Poster “Stop Perundungan” tertempel di dinding koridor, tapi di toilet belakang ada siswa yang dipukuli teman-temannya hanya karena berbeda fisik atau latar ekonomi.

Program berjalan hanya saat ada kunjungan pejabat.
Setelah kamera dimatikan, semuanya kembali seperti semula.

Inilah ironi pendidikan kita: lebih sibuk pencitraan ketimbang perlindungan.

Korban yang Disalahkan, Pelaku yang Dimaklumi

Melihat banyak kasus, orang dewasa justru sering menyalahkan korban:

“Kamu harus lebih kuat.”
“Namanya juga anak-anak, wajar bercanda begitu.”
“Jangan terlalu baper.”

Narasi ini menormalisasi kekerasan, mematikan empati, dan memaksa korban merasa salah atas luka yang mereka alami. Sementara pelaku tumbuh tanpa kesadaran bahwa perilaku mereka merusak hidup orang lain.

Seharusnya yang ditanyakan adalah:
kenapa ada anak yang merasa berhak merendahkan anak lain?
darimana mereka belajar bahwa kekuasaan dapat ditunjukkan lewat intimidasi?

Ketika bullying menjadi budaya, itu bukan hanya kegagalan individu  melainkan kegagalan sistem pendidikan.

Dampaknya Nyata: Putus Sekolah, Depresi, Hingga Bunuh Diri

Bullying bukan sekadar lelucon kasar. Ia meninggalkan luka dalam yang tak terlihat:

  • rasa tidak berharga
  • kecemasan sosial
  • depresi berkepanjangan
  • hilangnya motivasi belajar

Pada kasus di Bandar Lampung, tekanan psikologis membuat seorang anak takut ke sekolah. Ia memilih berhenti, bukan karena malas, melainkan karena ingin selamat dari rasa sakit yang tak dihentikan siapa pun.

Jika anak harus meninggalkan sekolah hanya untuk merasa aman, ada yang sangat keliru dalam sistem ini.

Sekolah Seharusnya Jadi Benteng Terakhir, Bukan Penonton

Ketika bullying terjadi, seringkali guru berkata:

“Kami tidak tahu apa yang terjadi.”
“Itu terjadi di luar pantauan kami.”
“Kami sudah menasihati mereka untuk rukun.”

Nasihat tanpa tindakan hanyalah formalitas kosong.

Sekolah harus berubah dari penonton pasif menjadi penjaga aktif yang siap membela hak anak. Guru bukan sekadar pengajar, tetapi pelindung karakter dan martabat setiap peserta didik. Kepala sekolah harus punya keberanian menindak tegas pelaku meskipun anak pejabat, meskipun anak donatur sekolah.

Karena hak untuk aman tidak boleh dinegosiasikan.

Saatnya Mengakui Kita Gagal Lindungi Anak-Anak

Kita boleh marah pada pelaku bullying, tetapi kemarahan kita seharusnya juga diarahkan pada sistem yang membiarkannya terjadi. Pada institusi yang mengutamakan ranking di atas kesehatan mental. Pada masyarakat yang masih bercanda tentang fisik, warna kulit, pekerjaan orang tua, dan perbedaan.

Jika ada anak yang memilih putus sekolah karena bullying, kita semua turut bersalah.

Apa yang Harus Dilakukan?

Perubahan sistemik harus dimulai dari:

  • mekanisme pelaporan yang melindungi korban
  • pendampingan psikolog profesional di sekolah
  • pendidikan karakter yang tidak hanya formalitas
  • sanksi tegas bagi pelaku dan pembiaran oleh guru
  • pelibatan orang tua secara serius

Anti-bullying bukan kampanye musiman.
Ini perjuangan menjaga masa depan bangsa.

Akhirnya…

Tahun demi tahun, cita-cita pendidikan Indonesia terus digaungkan: mencetak generasi cerdas, beriman, berakhlak mulia. Namun bagaimana jadinya jika generasi itu tumbuh dalam ketakutan?

Anak yang terluka hari ini adalah masa depan bangsa yang hancur besok. Bandar Lampung hanya satu cerita. Di kota dan desa lain, masih banyak suara anak yang terdiam karena takut. Kini kita harus bertanya kepada negara, kepada sekolah, kepada diri kita sendiri:

Mau sampai kapan anak-anak harus menderita sebelum kita benar-benar peduli?

Jika sekolah bukan tempat aman, maka ke mana lagi mereka harus pergi?

Hanif Syairafi Wiratama

Hanif Syairafi Wiratama

Recommended.

Peradaban dalam Gema: Ketika Lagu Menjadi Cermin 

Peradaban dalam Gema: Ketika Lagu Menjadi Cermin 

August 17, 2025
Mengungkap Dua Al-Masih: Isa sang Penyelamat, Dajjal sang Pendusta

Mengungkap Dua Al-Masih: Isa sang Penyelamat, Dajjal sang Pendusta

June 24, 2025

Trending.

Fenomena Vape di Kalangan Remaja: Gaya Hidup atau Bahaya Tersembunyi?

Fenomena Vape di Kalangan Remaja: Gaya Hidup atau Bahaya Tersembunyi?

November 16, 2025
Saat Santri Diuji, Saatnya Muhasabah: Kebijaksanaan Gus Kautsar di Tengah Polemik ‘Gus-Gusan

Saat Santri Diuji, Saatnya Muhasabah: Kebijaksanaan Gus Kautsar di Tengah Polemik ‘Gus-Gusan

November 30, 2025
Bansos yang Memalukan: Ketika Kemiskinan Dilegalisasi Jadi Label Kehormatan

Bansos yang Memalukan: Ketika Kemiskinan Dilegalisasi Jadi Label Kehormatan

November 9, 2025
Apoteker Bukan Tukang Obat: Sudah Saatnya Kita Melek Farmasi!

Apoteker Bukan Tukang Obat: Sudah Saatnya Kita Melek Farmasi!

June 29, 2025
Rahasia Biologis Waktu Shalat: Membaca Hikmah Sains dalam Ritme Tubuh Manusia

Rahasia Biologis Waktu Shalat: Membaca Hikmah Sains dalam Ritme Tubuh Manusia

October 13, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Call us: +6285234007456

© 2025 - berkemajuan.id - "Memajukan & Memanusiakan" by Rozaq

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Liputan Khusus
  • Infografis
  • Artikel
  • Insight
  • Tajdid
    • Pendidikan
    • Ekonomi
    • Sosial
  • Photography
  • Risalah

© 2025 - berkemajuan.id - "Memajukan & Memanusiakan" by Rozaq