SOLO, MUHAMMADIYAHSOLO.COM-Sebanyak 72 guru dan karyawan SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta rutin melaksanakan apel pagi pukul 06.45 WIB tepat. Apel rutin dilaksanakan pada Senin hingga Kamis. Kepala SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Sri Sayekti, bertindak sebagai pembina apel dengan didampingi oleh anggota staf Wakil Kepala Sekolah bidang Al Islam dan Kemuhammadiyahan Sutrisno, Senin (6/5/2024).
Kegiatan apel pagi yang dilaksanakan untuk mewujudkan gerakan dispilin positif. Lebih lanjut, Kepala Sekolah di sekolah penggerak tersebut menekankan, melalui apel pagi pimpinan dapat memberikan pembinaan, arahan, dan melakukan pengawasan. Apel pagi juga menjadi sarana untuk menyampaikan informasi terkait dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
“Apel pagi ini bisa menjadi wahana yang tepat bagi pimpinan untuk mendukung staf agar tetap memiliki semangat kerja, loyalitas, integritas, produktivitas, serta moral kerja yang dibutuhkan,” ungkap Sri Sayekti. Pada setiap apel pagi, semua Wakil Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 1 sebanyak 5 dan masing-masing anggota staf mendapat amanah menjadi pemimpin apel pagi. Dengan demikian program dan kegiatan dapat berjalan lancar sesuai dengan target.
Selain membangun disiplin positif, apel pagi juga memiliki peran penting dalam meningkatkan semangat kerja, memberikan pelayanan merdeka belajar. Ketika guru karyawan berkumpul untuk apel pagi, mereka memiliki kesempatan untuk mendengar motivasi dari pembina. Disiplin positif bisa dilakukan dengan penerapan secara menyeluruh dan diintegrasikan dalam proses belajar mengajar di kelas.
Motivasi ini dapat berupa cerita inspiratif, kutipan-kutipan bijak dan dari Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, atau pesan positif yang dirancang untuk memotivasi guru karyawan. Menurut Sri Sayekti, mendengarkan kata-kata semangat ini di awal hari dapat memberi dorongan emosional yang kuat kepada guru karyawan.
Menanamkan Motivasi
Tujuan dari disiplin positif adalah menanamkan motivasi kepada guru karyawan yaitu untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Ketika guru dan karyawan SD Muhammadiyah 1 memiliki motivasi tersebut, mereka telah memiliki motivasi intrinsik yang berdampak jangka panjang, motivasi yang tidak akan terpengaruh pada adanya hukuman atau hadiah.
“Mereka akan tetap berperilaku baik dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan karena mereka ingin menjadi orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai yang mereka hargai, atau mencapai suatu tujuan mulia,” bebernya. Sementara itu, staf Wakil Kepala Sekolah bidang Al Islam dan Kemuhammadiyahan, Sutrisno, mengajak untuk selalu meningkatkan iman dan takwa kita. “Karena dengan iman dan takwa sebagai bekal untuk mendapat kemulian di hadapan Allah SWT. Mari kita melaksanakan tugas yang mulia ini hanya karena Allah. Mendidik anak karena Allah,” ajak Sutrisno.