JAKARTA, MUHAMMADIYAHSOLO.COM-Suasana penuh kehangatan terjadi di ruang pelatihan Jurnalisme Lingkungan, Rabu, (2/10/2024), yang digelar Greenfaith Indonesia di Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta. Ini merupakan hari pertama pelatihan jurnalisme isu lingkungan dan story telling. Isu lingkungan selama ini dirasa isu yang kurang penting. Padahal, lingkungan sangat erat dengan keberlangsungan hidup manusia.
Qaris Tajudin, wartawan Tempo, menjadi yang fasilitator pelatihan jurnalisme lingkungan. Qaris mengajak diskusi para peserta dengan mengajukan pertanyaan, apa persepsi orang tentang lingkungan? Diskusi ini diperkuat dengan data hasil survei yang menunjukkan hanya 1 dari 3 orang percaya bahwa pemanasan global sudah terjadi.
Di awal sudah muncul pertanyaan, mengapa isu lingkungan dirasa kurang penting? Penyebabnya karena perubahan iklim dan pemanasan global adalah hal yang abstrak, berjarak dan impersonal. “Ini dibuktikan pula dengan data survei yang menunjukan angka cukup tinggi terkait manusia bisa mengurangi kerusakan lingkungan, namun masih belum jelas apa yang harus dilakukan dan orang-orang tidak memiliki kemauan,” ujar Qaris.
Gambaran Riil
Pertanyaan berikutnya yang muncul dalam forum tersebut adalah, apa yang bisa dilakukan sebagai seorang jurnalis untuk mengatasinya? Qaris menyampaikan, seorang jurnalis harus bisa membuat tulisan sehingga pembaca mendapatkan gambaran yang riil (tidak abstrak), mendekatkan jarak, dan memberikan kesadaran bahwa memang ini masalah bersama.
Salah satu tulisan artikel yang bisa dibuat jurnalis adalah story telling. Fasilitator dari Tempo Institute itu menjelaskan, isu lingkungan jika dikemas dengan baik dan dikaitkan secara dramatis dampak yang ditimbulkan bagi manusia, maka berita lingkungan akan menjadi berita besar dan berbobot untuk dipublikasikan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, para peserta pelatihan jurnalisme lingkungan langsung praktik menulis artikel story telling dibawah bimbingan mentor langsung untuk menghasilkan tulisan yang memiliki nilai human interest yang baik sehingga mampu menghadirkan perubahan nyata dan mendekatkan jarak manusia dengan isu lingkungan.