Indonesia sedang berada di titik rawan dalam krisis rokok. Data Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021 yang dirilis Kementerian Kesehatan bersama WHO menunjukkan bahwa 34,5% orang dewasa di negeri ini adalah pengguna tembakau. Jika dihitung, jumlahnya mencapai sekitar 70,2 juta orang, dengan 65,5% di antaranya adalah pria. Bahkan, data GSTHR 2022 mengungkap angka yang lebih mencengangkan: 74,8 juta perokok di Indonesia, dengan 71,2% adalah laki-laki dewasa. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan prevalensi merokok tertinggi di dunia.
Di balik kebiasaan yang sering dianggap “teman ngopi” atau “penghilang stres” ini, rokok menyimpan racun mematikan. Lebih dari 7.000 bahan kimia terkandung di dalamnya, ratusan di antaranya beracun dan puluhan dapat memicu kanker. Setiap tarikan asap, perlahan tapi pasti, melemahkan paru-paru, merusak jantung, dan mempersempit pembuluh darah. Yang lebih menyedihkan, racun itu tidak hanya berhenti di tubuh perokok, tapi juga menyelinap ke paru-paru orang-orang di sekitarnya — anak kecil, pasangan, atau bahkan bayi di dalam kandungan.
Gerakan pengendalian tembakau, atau tobacco control, bukan sekadar kampanye “ayo berhenti merokok.” Ia adalah perjuangan untuk melindungi kesehatan masyarakat, memutus rantai kecanduan nikotin, dan menciptakan ruang publik yang aman dari asap beracun. Dari larangan iklan rokok, penetapan kawasan tanpa asap, hingga layanan konseling berhenti merokok, semua langkah ini adalah bagian dari misi besar: menyelamatkan generasi sekarang dan masa depan.
Islam memandang tubuh sebagai amanah. Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah pada tahun 2010 menegaskan bahwa merokok itu haram. Alasannya jelas: ia membahayakan diri sendiri dan orang lain, termasuk melanggar perintah Allah dalam QS. Al-Baqarah: 195, “Janganlah kamu menjatuhkan dirimu ke dalam kebinasaan.” Rasulullah ﷺ pun bersabda, “Tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh membahayakan orang lain” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Menghindari rokok adalah bentuk nyata dari rasa syukur atas nikmat sehat yang telah Allah berikan.
Berhenti merokok memang tidak mudah, tetapi bukan mustahil. Mengurangi konsumsi, mengganti kebiasaan dengan aktivitas positif, dan mencari dukungan dari orang terdekat bisa menjadi awal dari perjalanan panjang menuju tubuh yang lebih sehat. Bayangkan napas yang kembali lega, tubuh yang lebih bertenaga, dan masa depan yang terbebas dari risiko penyakit mematikan. Rokok tidak pernah membuat hidup lebih keren; justru, kekuatan sejati ada pada kemampuan untuk mengatakan “tidak” pada sesuatu yang merusak.
Hari ini, kamu punya pilihan. Pilihan untuk menjaga dirimu, melindungi orang-orang yang kamu cintai, dan ikut membangun lingkungan yang sehat.
Mulailah sekarang, sebelum rokok merampas semua yang berharga dari hidupmu.
Referensi:
World Health Organization & Kementerian Kesehatan RI. (2024). Global Adult Tobacco Survey Indonesia Report 2021.
GSTHR. (2022). Indonesia Country Profile.
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. (2010). Fatwa Hukum Merokok.























