Menjalani kehidupan adalah sebuah keniscayaan bagi setiap insan yang bernyawa. Mengisi hari demi hari adalah bagian dari perjuangan. Seringkali perjuangan mengisi kehidupan manusia dinodai dengan kemaksiatan, dosa, dan sebagainya. Betapa perjalanan ini sangat berat, karena cobaan dan ujian senantiasa menguji kadar keimanan manusia dalam menjalani hidup ini. Pergolakan hati dan logika fikiran seringkali hadir dan tak jarang keputusan yang diambil menyesatkan manusia. Kehidupan adalah sebuah perjalanan yang penuh misteri, tantangan, dan anugerah. Dalam setiap langkahnya, manusia senantiasa dihadapkan pada pertanyaan fundamental: apa makna hidup ini? Bagaimana kita dapat menjalani hari-hari kita dengan tujuan yang jelas dan penuh arti? Jawabannya terletak pada mengejar hikmah dan mencari arti kehidupan yang sejati.
Mengejar Hikmah
Hikmah, dalam konteks Islam, bukan hanya sekadar pengetahuan atau kecerdasan intelektual semata. Lebih dari itu, hikmah adalah kemampuan untuk memahami kebenaran, mengambil pelajaran dari setiap peristiwa, dan mengaplikasikannya dalam tindakan yang benar dan bermanfaat. Mengejar hikmah berarti senantiasa belajar, merenung, dan membuka diri terhadap petunjuk Ilahi.
Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an:
“Allah menganugerahkan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, sungguh dia telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS. Al-Baqarah: 269)
Ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa hikmah adalah karunia besar dari Allah. Untuk mendapatkannya, kita perlu memiliki akal sehat, yaitu hati dan pikiran yang jernih, yang mampu membedakan antara yang hak dan yang batil. Mengejar hikmah melibatkan upaya untuk memahami ciptaan Allah, mengkaji ayat-ayat Al-Qur’an, dan mempelajari sunah Nabi Muhammad saw. Setiap pengalaman, baik suka maupun duka, adalah ladang untuk memetik hikmah jika kita mau merenunginya.
Mencari Arti Kehidupan
Seringkali, manusia tersesat dalam labirin kehidupan, mengejar fatamorgana kebahagiaan duniawi yang fana. Padahal, arti sejati kehidupan melampaui sekadar kenikmatan materi. Dalam pandangan Islam, tujuan utama penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah Swt. dan menjadi khalifah di muka bumi.
Allah Swt. berfirman:
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. Az-Zariyat: 56)
Ibadah tidak hanya terbatas pada salat, puasa, zakat, dan haji. Ibadah mencakup setiap aspek kehidupan yang dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah dan sesuai syariat-Nya. Bekerja, belajar, berinteraksi sosial, bahkan beristirahat pun dapat bernilai ibadah jika dilakukan dengan kesadaran akan tujuan penciptaan. Mencari arti kehidupan berarti menemukan tujuan yang lebih tinggi dari sekadar eksistensi pribadi, yaitu mengabdikan diri kepada Sang Pencipta dan memberikan manfaat bagi sesama.
Memaksimalkan Hidup yang Bijaksana dan Penuh Arti
Setelah memahami pentingnya mengejar hikmah dan mencari arti kehidupan, langkah selanjutnya adalah memaksimalkan hidup kita dengan cara yang bijaksana dan penuh arti. Ini melibatkan implementasi nilai-nilai Islam dalam setiap tindakan dan keputusan.
Nabi Muhammad saw. bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad, Ath-Thabrani, dan Ad-Daruqutni)
Hadis ini menekankan pentingnya memberi manfaat kepada orang lain. Hidup yang bijaksana dan berarti adalah hidup yang tidak hanya mementingkan diri sendiri, tetapi juga berkontribusi positif kepada masyarakat dan lingkungan. Ini bisa dilakukan melalui berbagai cara, seperti berbagi ilmu, menolong yang membutuhkan, menyebarkan kebaikan, dan menjaga kelestarian alam.
Untuk memaksimalkan hidup, kita perlu:
- Terus belajar dan berzikir: Senantiasa menambah ilmu pengetahuan, baik ilmu agama maupun umum, serta selalu mengingat Allah dalam setiap keadaan.
- Berpikir positif dan bersyukur: Mengembangkan mentalitas positif dan selalu bersyukur atas segala nikmat, sehingga dapat melihat hikmah di balik setiap ujian.
- Beramal saleh: Melakukan perbuatan baik secara konsisten, baik yang wajib maupun sunah, serta menjauhi larangan-larangan Allah.
- Menjaga hubungan baik: Memelihara silaturahmi, berbakti kepada orang tua, menyayangi keluarga, dan berbuat baik kepada tetangga dan sesama.
Dengan mengejar hikmah dan memahami arti sejati kehidupan, kita akan menemukan kedamaian, kebahagiaan, dan keberkahan yang hakiki. Hidup bukan hanya tentang berapa lama kita hidup, tetapi bagaimana kita hidup. Apakah kita telah menjadikannya perjalanan yang bijaksana dan penuh arti di hadapan Allah Swt. Mudah-mudahan kita adalah insan yang dapat memaksimalkan kehidupan kita untuk dapat mengejar hikmah, mencari arti dan dapat hidup bijaksana dan memaksimalkan hidup yang penuh arti untuk kita pribadi dan untuk Allah SWT. Aamiin
Wallahu A’lam Bish Shawaab…
















