• About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Berkemajuan
  • Home
    • Home – Layout 1
    • Home – Layout 2
    • Home – Layout 3
    • Home – Layout 4
    • Home – Layout 5
  • News
    Perguruan Muhammadiyah Kottabarat Luncurkan Tiga Buku Kiai Marpuji Ali

    Perguruan Muhammadiyah Kottabarat Luncurkan Tiga Buku Kiai Marpuji Ali

    KSM Mattiro Deceng Dorong Edukasi Pengelolaan Sampah di Soppeng Lewat TPS 3R dan Media Sosial

  • Insight
    Peradaban dalam Gema: Ketika Lagu Menjadi Cermin 

    Peradaban dalam Gema: Ketika Lagu Menjadi Cermin 

    Dakwah Puritan Muhammadiyah di Perbatasan

    Dakwah Puritan Muhammadiyah di Perbatasan

    Redefinisi Hijrah Populer

    Redefinisi Hijrah Populer

    Apoteker Bukan Tukang Obat: Sudah Saatnya Kita Melek Farmasi!

    Apoteker Bukan Tukang Obat: Sudah Saatnya Kita Melek Farmasi!

    Kurban dan Pesan Kemanusiaan yang Tak Terbantahkan

    Kurban dan Pesan Kemanusiaan yang Tak Terbantahkan

    Sebuah Kisah Negara yang tidak ingin rakyatnya pintar

    Sebuah Kisah Negara yang tidak ingin rakyatnya pintar

  • Tajdid
    • All
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    Zina yang Tak Lagi Haram dan Ditakuti

    Zina yang Tak Lagi Haram dan Ditakuti

    Peradaban dalam Gema: Ketika Lagu Menjadi Cermin 

    Peradaban dalam Gema: Ketika Lagu Menjadi Cermin 

    Kemerdekaan yang Timpang: Antara Merah Putih di Kota dan Perut Lapar di Desa

    Kemerdekaan yang Timpang: Antara Merah Putih di Kota dan Perut Lapar di Desa

    Antara Ekonomi Syari’ah dan Ekonomi Konvensional

    Antara Ekonomi Syari’ah dan Ekonomi Konvensional

    Cinta Rama dan Sinta dalam Cermin Eksistensialisme Kierkegaard: Antara Pengorbanan, Pilihan, dan Keabadianu

    Cinta Rama dan Sinta dalam Cermin Eksistensialisme Kierkegaard: Antara Pengorbanan, Pilihan, dan Keabadianu

    Hijrah Digital: Tetap Islami di Tengah Arus Media Sosial

    Hijrah Digital: Tetap Islami di Tengah Arus Media Sosial

    Trending Tags

    • Penelitian
    • Humaniora
    • Moderasi
    • Kabarmu
    • Risalah
  • Artikel
    Zina yang Tak Lagi Haram dan Ditakuti

    Zina yang Tak Lagi Haram dan Ditakuti

    Doa yang Tidak Pernah Dikabulkan: Hikmah di Balik Penantian

    Doa yang Tidak Pernah Dikabulkan: Hikmah di Balik Penantian

    Peradaban dalam Gema: Ketika Lagu Menjadi Cermin 

    Peradaban dalam Gema: Ketika Lagu Menjadi Cermin 

    Kemerdekaan yang Timpang: Antara Merah Putih di Kota dan Perut Lapar di Desa

    Kemerdekaan yang Timpang: Antara Merah Putih di Kota dan Perut Lapar di Desa

    Indonesia Darurat Rokok: Saatnya Kendalikan, Sebelum Terlambat

    Indonesia Darurat Rokok: Saatnya Kendalikan, Sebelum Terlambat

    Antara Idealisme dan Realita : Menghidupkan Gerakan Perempuan Islam di Kepulauan Sangihe

    Kelas Sosial di Kepulauan Sangihe: Membaca Realitas Pinggiran Lewat Kacamata Karl Marx

  • Infografis
  • Risalah
    Checkpoint Spiritual: Sholat Jumat dan Laki-Laki dalam Ritme Peradaban

    Checkpoint Spiritual: Sholat Jumat dan Laki-Laki dalam Ritme Peradaban

    Redefinisi Hijrah Populer

    Redefinisi Hijrah Populer

    Mengungkap Dua Al-Masih: Isa sang Penyelamat, Dajjal sang Pendusta

    Mengungkap Dua Al-Masih: Isa sang Penyelamat, Dajjal sang Pendusta

No Result
View All Result
  • Home
    • Home – Layout 1
    • Home – Layout 2
    • Home – Layout 3
    • Home – Layout 4
    • Home – Layout 5
  • News
    Perguruan Muhammadiyah Kottabarat Luncurkan Tiga Buku Kiai Marpuji Ali

    Perguruan Muhammadiyah Kottabarat Luncurkan Tiga Buku Kiai Marpuji Ali

    KSM Mattiro Deceng Dorong Edukasi Pengelolaan Sampah di Soppeng Lewat TPS 3R dan Media Sosial

  • Insight
    Peradaban dalam Gema: Ketika Lagu Menjadi Cermin 

    Peradaban dalam Gema: Ketika Lagu Menjadi Cermin 

    Dakwah Puritan Muhammadiyah di Perbatasan

    Dakwah Puritan Muhammadiyah di Perbatasan

    Redefinisi Hijrah Populer

    Redefinisi Hijrah Populer

    Apoteker Bukan Tukang Obat: Sudah Saatnya Kita Melek Farmasi!

    Apoteker Bukan Tukang Obat: Sudah Saatnya Kita Melek Farmasi!

    Kurban dan Pesan Kemanusiaan yang Tak Terbantahkan

    Kurban dan Pesan Kemanusiaan yang Tak Terbantahkan

    Sebuah Kisah Negara yang tidak ingin rakyatnya pintar

    Sebuah Kisah Negara yang tidak ingin rakyatnya pintar

  • Tajdid
    • All
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    Zina yang Tak Lagi Haram dan Ditakuti

    Zina yang Tak Lagi Haram dan Ditakuti

    Peradaban dalam Gema: Ketika Lagu Menjadi Cermin 

    Peradaban dalam Gema: Ketika Lagu Menjadi Cermin 

    Kemerdekaan yang Timpang: Antara Merah Putih di Kota dan Perut Lapar di Desa

    Kemerdekaan yang Timpang: Antara Merah Putih di Kota dan Perut Lapar di Desa

    Antara Ekonomi Syari’ah dan Ekonomi Konvensional

    Antara Ekonomi Syari’ah dan Ekonomi Konvensional

    Cinta Rama dan Sinta dalam Cermin Eksistensialisme Kierkegaard: Antara Pengorbanan, Pilihan, dan Keabadianu

    Cinta Rama dan Sinta dalam Cermin Eksistensialisme Kierkegaard: Antara Pengorbanan, Pilihan, dan Keabadianu

    Hijrah Digital: Tetap Islami di Tengah Arus Media Sosial

    Hijrah Digital: Tetap Islami di Tengah Arus Media Sosial

    Trending Tags

    • Penelitian
    • Humaniora
    • Moderasi
    • Kabarmu
    • Risalah
  • Artikel
    Zina yang Tak Lagi Haram dan Ditakuti

    Zina yang Tak Lagi Haram dan Ditakuti

    Doa yang Tidak Pernah Dikabulkan: Hikmah di Balik Penantian

    Doa yang Tidak Pernah Dikabulkan: Hikmah di Balik Penantian

    Peradaban dalam Gema: Ketika Lagu Menjadi Cermin 

    Peradaban dalam Gema: Ketika Lagu Menjadi Cermin 

    Kemerdekaan yang Timpang: Antara Merah Putih di Kota dan Perut Lapar di Desa

    Kemerdekaan yang Timpang: Antara Merah Putih di Kota dan Perut Lapar di Desa

    Indonesia Darurat Rokok: Saatnya Kendalikan, Sebelum Terlambat

    Indonesia Darurat Rokok: Saatnya Kendalikan, Sebelum Terlambat

    Antara Idealisme dan Realita : Menghidupkan Gerakan Perempuan Islam di Kepulauan Sangihe

    Kelas Sosial di Kepulauan Sangihe: Membaca Realitas Pinggiran Lewat Kacamata Karl Marx

  • Infografis
  • Risalah
    Checkpoint Spiritual: Sholat Jumat dan Laki-Laki dalam Ritme Peradaban

    Checkpoint Spiritual: Sholat Jumat dan Laki-Laki dalam Ritme Peradaban

    Redefinisi Hijrah Populer

    Redefinisi Hijrah Populer

    Mengungkap Dua Al-Masih: Isa sang Penyelamat, Dajjal sang Pendusta

    Mengungkap Dua Al-Masih: Isa sang Penyelamat, Dajjal sang Pendusta

No Result
View All Result
berkemajuan.id
No Result
View All Result
Home Artikel

Redefinisi Hijrah Populer

Zulkifli Maharibe by Zulkifli Maharibe
June 28, 2025
Redefinisi Hijrah Populer
Share on FacebookShare on Twitter

Hijrah dari segi bahasa berarti perpindahan, sedangkan secara istilah hijrah merujuk pada kisah Nabi Muhammad saw. bersama para sahabat meninggalkan Kota Makkah menuju Yastrib (sekarang Madinah) untuk menghindari kaum musyrik yang berniat jahat kepada Nabi Muhammad saw. Peristiwa ini pula yang menjadi siklus (pengulangan) tuturan sejarah ketika menjelang awal tahun Hijriah.

Ada fenomena simplifikasi makna (penyederhanaan makna) dan pembatasannya pada ruang lingkup yang sangat sempit. Hijrah hanya dipahami sebagai peristiwa sejarah yang diulang-ulang untuk menjadi refleksi historis (kesadaran akan sejarah Nabi) tanpa menggali lebih dalam nilai-nilai moral dan spiritual yang terkandung dalam peristiwa tersebut.

Sedangkan dalam definisi lain, hijrah dimaknai sebagai perubahan diri seorang Muslim dari sikap dan simbolisasi identitas, seperti peralihan sikap dari premanisme (perampok/pemeras) menjadi religius (bersikap keagamaan) dalam bersosialisasi dengan masyarakat Muslim dan masyarakat pada umumnya.

Di Indonesia, pendangkalan makna hijrah seperti yang diterangkan di atas menjadi sangat dominan di tengah masyarakat Muslim. Hingga pada akhirnya, hijrah yang sebenarnya adalah motivasi spiritual (dorongan atas kehendak jiwa yang suci) untuk beralih dari perilaku yang tidak baik menjadi baik dalam definisi yang luas sehingga terbentuk kualitas diri seorang Muslim sejati menjadi terabaikan.

Sedikit dari mayoritas Muslim di Indonesia yang meredefinisi ulang (memaknai ulang) hijrah dari sekadar narasi historis (cerita peristiwa sejarah). Padahal, ketika semua umat Islam mampu mendefinisikan ulang makna hijrah dengan pandangan yang luas, hijrah menjadi bagian dari way of life (pandangan atau cara hidup) seorang Muslim, sebagai huda (petunjuk jalan) menuju kebenaran dan kesempurnaan. Hal ini banyak disinggung di dalam Al-Qur’an, misalnya:

Pertama, dalam Surah Al-Baqarah Ayat 218 Allah berfirman:

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَٱلَّذِينَ هَاجَرُوا۟ وَجَٰهَدُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أُو۟لَٰٓئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ ٱللَّهِ ۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah, dan orang-orang yang berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Kedua, dalam Surah Al-Hasyr Ayat 9:

وَٱلَّذِينَ تَبَوَّءُو ٱلدَّارَ وَٱلْإِيمَٰنَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِى صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ أُوتُوا۟ وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Artinya: Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Ansar) sebelum kedatangan mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Dari kedua ayat di atas, jelas bahwa hijrah dan jihad perlu dimaknai sebagai dua kata yang saling terkait dalam makna dan fungsinya. Hijrah adalah dorongan untuk perbaikan diri dari yang sebelumnya buruk menjadi lebih baik, dan terus bertahan sebagai proses jihad (berjuang) di jalan kebenaran (jalan Allah) semata-mata untuk mengharapkan keridaan-Nya.

Artinya, dalam proses hijrah tentu ada banyak tantangan. Misalnya, seorang yang benar-benar ingin keluar dari lingkaran hitam para koruptor dan berusaha memperbaiki diri menjadi pelayan masyarakat yang bersih dan berintegritas pasti akan dihadapkan pada berbagai bentuk tekanan. Oleh sebab itu, ketika seseorang benar-benar ingin memperbaiki diri dan keluar dari situasi tersebut, ia harus benar-benar berjihad (bersungguh-sungguh) untuk konsisten agar tidak mudah goyah atau terpedaya berbagai bujuk rayu tindakan melawan hukum.

Sedangkan dalam ayat yang lain di atas, Allah menerangkan dengan sangat jelas bahwa ada makna yang terkandung dalam peristiwa sejarah antara kaum Muhajirin dan Ansar, yaitu nilai-nilai empatik (kepekaan sosial), yakni saling membantu orang lain yang lebih membutuhkan di atas kepentingan pribadi dan golongan. Ini adalah nilai dasar ajaran Islam.

Inilah pemaknaan yang lebih mendalam dari kata hijrah. Hijrah perlu dipandang sebagai benteng moral agama dalam menjaga integritas seseorang, termasuk dalam melayani masyarakat. Hijrah tidak hanya berhenti pada pemotretan sejarah Nabi dan sahabat ketika pindah dari Makkah ke Kota Madinah.

Maka dari itu, redefinisi hijrah di atas dengan mengambil unsur intrinsik (paling dalam) dari definisi dan aksiologinya (penerapannya) membuat Islam tidak berhenti hanya pada persoalan ibadah individual yang berdampak pada peralihan dari kurang ibadah menjadi gemar ibadah, dari kafir menjadi Muslim (mualaf), atau dari tidak mengenakan jilbab/hijab menjadi tertutup berhijab bagi seorang perempuan (Muslimah).

Selain itu, fenomena penyempitan makna hijrah banyak menyasar anak-anak muda Islam di Indonesia, sejak istilah gerakan Pemuda Hijrah menjadi populer, yang ditandai dengan hadirnya dai-dai kondang seperti Ustaz Hanan Attaki, Ustaz Derry Sulaiman, dan lain-lain. Sehingga gerakan atas pemaknaan sempit dari kata hijrah menjadi lebih masif di tengah masyarakat, termasuk di kalangan Generasi Z.

Aksentuasi (penekanan) atas situasi ini adalah kiranya anak muda Muslim Indonesia, khususnya yang ada di Kepulauan Sangihe, perlu memperkaya literasi keislaman dan membuka cakrawala keislaman agar tidak terhimpit dalam pemaknaan agama yang hanya menyeret umat Islam untuk berhenti pada ibadah yang bersifat personal dan simbolis semata. Mereka perlu mencoba keluar dari himpitan pemaknaan sempit di atas dan menemukan tawaran baru atas pemahaman yang lebih progresif dan kompatibel dengan situasi dan kondisi umat Islam dewasa ini.

Fastabiqul Khairat
Wassalam…

Zulkifli Maharibe

Zulkifli Maharibe

Recommended.

Dakwah Puritan Muhammadiyah di Perbatasan

Dakwah Puritan Muhammadiyah di Perbatasan

July 13, 2025
Redefinisi Hijrah Populer

Redefinisi Hijrah Populer

June 28, 2025

Trending.

🚭Pria Indonesia Paling Banyak Merokok, Padahal Rokok Bunuh 8 Juta Orang Setahun

🚭Pria Indonesia Paling Banyak Merokok, Padahal Rokok Bunuh 8 Juta Orang Setahun

July 19, 2025
Mengapa Kader Goodthinking Lebih Menarik dari pada Kader Goodlooking?

Mengapa Kader Goodthinking Lebih Menarik dari pada Kader Goodlooking?

July 15, 2025
Indonesia Darurat Rokok: Saatnya Kendalikan, Sebelum Terlambat

Indonesia Darurat Rokok: Saatnya Kendalikan, Sebelum Terlambat

August 10, 2025
Checkpoint Spiritual: Sholat Jumat dan Laki-Laki dalam Ritme Peradaban

Checkpoint Spiritual: Sholat Jumat dan Laki-Laki dalam Ritme Peradaban

July 17, 2025
Mengejar Hikmah, Mencari Arti Kehidupan

Mengejar Hikmah, Mencari Arti Kehidupan

July 31, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Call us: +6285234007456

© 2025 - berkemajuan.id - "Memajukan & Memanusiakan" by Rozaq

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Liputan Khusus
  • Infografis
  • Artikel
  • Insight
  • Tajdid
    • Pendidikan
    • Ekonomi
    • Sosial
  • Photography
  • Risalah

© 2025 - berkemajuan.id - "Memajukan & Memanusiakan" by Rozaq